70 dari 200 Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel Langsung Dideportasi ke Mesir
70 dari 200 tahanan Palestina yang dibebaskan Israel langsung dideportasi ke Mesir selama 7 hari sebelum dibawa ke negara lain.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Israel mendeportasi 70 dari 200 tahanan Palestina yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan kedua dengan Hamas pada Sabtu (25/1/2025), dengan imbalan empat tentara wanita Israel.
Media Mesir melaporkan 70 tahanan Palestina yang dideportasi telah tiba di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir dan Jalur Gaza pada Sabtu kemarin.
Mereka tiba dengan dua bus berwarna putih dan didampingi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
"Para tahanan Palestina yang dijadwalkan untuk dideportasi dijadwalkan untuk tinggal di Kairo selama sekitar seminggu sebelum pindah ke tempat lain," menurut media Mesir.
Video yang dirilis Cairo News menunjukkan kegembiraan tahanan Palestina yang dibebaskan.
Sebelumnya, Israel dikabarkan akan mendeportasi tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan hukuman berat, ke luar negeri.
Beberapa tahanan Palestina yang tiba di Mesir kemarin, menunjukkan telah menghabiskan waktu hampir 40 tahun di penjara Israel.
Sebagian besar mereka terlihat kurus dan dengan rambut yang memutih.
Sementara itu, Latifa Abu Hamid (73), ibu dari tiga tahanan Palestina yang dideportasi ke luar negeri, bersyukur atas pembebasan tiga putranya.
“Saya sangat senang. Anak-anak berbicara kepada saya dari Negev dan saya mendengar suara mereka," katanya.
Tiga putranya, Nasr (50), Sharif (45), dan Muhammad Abu Hamid (35) sebelumnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan menjadi anggota Brigade Al-Aqsa (cabang militer gerakan Fatah) dan melakukan serangan bersenjata terhadap tentara Israel.
Baca juga: Hamas Tunda Bebaskan Tahanan Israel Erbil Yehud hingga Sabtu Depan, Mengapa?
"Mereka dideportasi ke luar Palestina sebagai syarat pembebasan mereka," kata pihak keluarga di Ramallah, Tepi Barat, Sabtu.
Selain tiga putranya yang dibebaskan, Latifa Abu Hamid mengatakan putra sulungnya, Nasser, telah meninggal di penjara karena sakit pada tahun 2021 dan putranya yang lain, Islam, masih berada di penjara Israel.
“Kegembiraan saya belum lengkap karena masih ada narapidana yang dipenjara. Kalaupun Islam dibebaskan, tidak akan lengkap kecuali semua narapidana dibebaskan," kata Latifa Abu Hamid.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.