Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trump Bujuk PNS AS Resign Massal dengan Kompensasi Pesangon 8 Kali Gaji

Presiden AS Donald Trump membujuk para PNS di negaranya agar bersedia resign atau mengundurkan diri dengan kompensasi pesangon menggiurkan.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Trump Bujuk PNS AS Resign Massal dengan Kompensasi Pesangon 8 Kali Gaji
Tangkap layar YouTube White House
TAWARAN PENSIUN DINI TRUMP - Presiden AS Donald Trump saat akan berangkat mengunjungi zona bencana di North Carolina dan California, 24 Januari 2025. Trump membujuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negaranya agar bersedia resign atau mengundurkan diri dengan imbalan kompensasi pesangon menggiurkan. 

 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Donald Trump membujuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negaranya agar bersedia resign atau mengundurkan diri dengan imbalan kompensasi pesangon menggiurkan.

Pesangon yang ditawarkan Donald Trump ke PNS AS sebanyak 8 kali gaji atau gaji hingga September 2025 untuk setiap PNS AS yang bersedia menandatangani perjanjian resign.

Sebuah memo yang dikirim pemerintahan Trump berjanji akan memberikan pesangon bagi PNS yang setuju mundur dengan menuliskan kata 'resign' di badan email.

"Tenaga kerja Federal (PNS) harus yang terbaik dari yang bisa ditawarkan Amerika. Kami akan menuntut keunggulan di setiap level," bunyi penggalan memo tersebut, dikutip dari Channel News Asia.

Setelah memo dibagikan, pemerintah AS akan memulai proses pensiun dini pada  pegawai Federal AS yang telah menandatangani perjanjian itu per 3 Februari sampai 6 Februari 2025 mendatang.

Setidaknya sekitar 5 persen hingga 10 persen PNS tertarik dengan tawaran Trump untuk melakukan resign massal. Namun tidak semua PNS dapat mendaftar program resign massal ini.

Baca juga: Meta Bayar 25 Juta Dolar Buntut Tangguhkan Akun Facebook dan Instagram Donald Trump

Berita Rekomendasi

PNS AS di sektor keamanan nasional, imigrasi, dan layanan pos tidak diperkenankan mengikuti program resign massal ini.

Trump menjelaskan, program pensiun dini direncanakan sebagai bentuk perampingan birokrasi, dengan harapan bahwa pengurangan jumlah pegawai dapat meningkatkan kualitas layanan publik.

Selain itu cara ini dapat membantu Gedung Putih menghemat anggaran pemerintah hingga 100 miliar dolar AS atau setara Rp1.622 triliun, melansir BBC International.

Baca juga: Trump akan Tempatkan 30.000 Migran di Teluk Guantanamo

Kebijakan ini tidak hanya berkaitan dengan penghematan anggaran, tampaknya juga bertujuan untuk mendorong lebih banyak pegawai untuk kembali bekerja dari kantor. 

Mengingat selama beberapa tahun terakhir, banyak pegawai Federal yang bekerja di rumah sebagai bagian dari kebijakan pandemi COVID-19.

Namun di era pemerintahan baru, Trump ingin mengakhiri kebijakan tersebut dan mendorong para PNS untuk kembali bekerja di kantor seperti sebelum pandemi.

Kebijakan Pensiun Dini Trump Dikecam

Meski sejumlah PNS AS menyambut baik usulan baru Trump, namun langkah tersebut dikecam keras oleh kepala serikat pekerja Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE).

Dalam keterangan resminya AFGE memperingatkan bahwa proses "pembersihan" ini akan memiliki "konsekuensi yang sangat besar yang akan menyebabkan kekacauan bagi warga Amerika yang bergantung pada pemerintah federal AS.

Komentar serupa juga dilontarkan Senator Demokrat Tim Kaine, yang mempertanyakan kewenangan Trump untuk membuat kesepakatan semacam itu.

"Jika Anda menerima tawaran itu dan mengundurkan diri, dia akan mengabaikan Anda seperti dia mengabaikan kontraktor. Dia tidak punya kewenangan untuk melakukan ini. Jangan tertipu oleh orang ini,” kata Kaine.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas