'Gaza Not For Sale', Warga Amerika Turun ke Jalan Usai Trump Bilang AS Mau Ambil Alih Gaza
Warga Amerika berdemo menentang wacana Presiden Donald Trump yang akan mengambil alih Gaza di saat Israel gagal dalam agresinya
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Gerakan perlawanan Palestina yang berpusat di Gaza, Hamas, menyebutnya sebagai "resep untuk kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut" dan bersumpah bahwa "rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana."
Kecaman kelompok itu muncul di tengah prediksi bahwa usulan itu dapat meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan memicu gelombang perlawanan baru di wilayah Palestina dan sekitarnya.
Beberapa negara kawasan, termasuk Arab Saudi, juga dengan tegas menolak segala upaya untuk mengusir warga Palestina, dengan alasan tuntutan bangsa Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka sendiri.
Komentar Trump juga menuai kritik dari berbagai aktivis dan pakar. Omar Baddar, seorang analis politik, mengecam pengumuman tersebut, dengan mengatakan, "Ia pada dasarnya menyatakan kehancuran masyarakat Palestina dan tercerai-berainya rakyatnya."
Anggota kongres Amerika Rashida Tlaib mengecam Trump karena "secara terbuka menyerukan pembersihan etnis."
Sementara itu, para pakar hukum internasional dan organisasi hak asasi manusia telah menyuarakan kekhawatiran atas legalitas usulan Trump, dengan memperingatkan bahwa pemindahan paksa dan pendudukan asing atas Gaza akan melanggar sejumlah perjanjian dan konvensi internasional.
"Rencana ini mengabaikan hak-hak rakyat Palestina dan menciptakan preseden berbahaya bagi perampasan tanah sepihak," kata Abed Ayoub, direktur eksekutif Komite Anti-Diskriminasi Amerika-Arab (ADC), sebuah organisasi hak-hak sipil yang berpusat di AS.
Namun, Netanyahu memuji Trump sebagai "sahabat terbaik yang pernah dimiliki Israel" dan menyarankan bahwa skema tersebut dapat "mengubah sejarah."
Perjalanan pejabat Israel yang dicari ICC ke AS telah memicu kecaman keras dari berbagai organisasi, tokoh, dan kelompok regional dan internasional atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Secara terpisah, Trump meragukan stabilitas perjanjian gencatan senjata antara rezim Israel dan Hamas yang diharapkan dapat mengakhiri genosida.
"Serangan [Israel] bisa dimulai besok. Tidak banyak lagi yang bisa dilakukan," katanya di tengah pelanggaran rutin Tel Aviv terhadap kesepakatan tersebut.
Ia juga menuduh bahwa “rencana yang dipimpin Amerika” akan mengarah pada “transformasi” wilayah Palestina yang dilanda perang.
Namun, para kritikus berpendapat bahwa usulan Trump mungkin dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kontroversi yang sedang berlangsung seputar pemerintahannya, sementara Senator AS Chris Murphy menyebutnya sebagai "pengalihan perhatian yang sembrono dari masalah dalam negeri."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.