Reaksi Arab Saudi Terhadap Pernyataan Kontroversial Netanyahu
Netanyahu vs Arab Saudi: Ketegangan baru antara Israel dan negara-negara Arab.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: timtribunsolo

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini menciptakan kontroversi setelah menyampaikan pernyataan yang dianggap merendahkan negara Arab Saudi dan warga Palestina.
Dalam sebuah wawancara di Channel 14 yang pro-Netanyahu, ia tampak bercanda ketika mengomentari tentang keberadaan Palestina, menyebut Saudi sebagai negara Palestina.
Tindakan ini langsung mendapatkan reaksi marah dari pemerintah Arab Saudi, yang merasa komentar tersebut menunjukkan ketidakpahaman atas hak dan identitas rakyat Palestina.
Apa Reaksi Arab Saudi Terhadap Pernyataan Netanyahu?
Arab Saudi, melalui pernyataan resmi, menunjukkan kekecewaannya atas komentar yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara.
Dalam tanggapannya, kerajaan tersebut menekankan pentingnya memahami hubungan historis dan hukum antara Palestina dan tanah mereka.
"Pola pikir ekstremis pendudukan ini tidak memahami apa arti wilayah Palestina bagi saudara-saudara Palestina," kata mereka, menegaskan bahwa penolakan tersebut tidak hanya berasal dari mereka tetapi juga dari negara-negara Arab yang bersaudara.
Bagaimana dengan Tanggapan Negara Lain?
Selain Arab Saudi, negara-negara seperti Mesir dan Yordania juga tidak ketinggalan dalam menyuarakan kritik mereka terhadap Israel.
Mesir secara khusus mengecam gagasan tersebut sebagai pelanggaran langsung terhadap kedaulatan Saudi dan mendukung posisi negara-negara Arab lainnya yang menolak pernyataan Netanyahu.
Apa Hubungan Pernyataan Ini dengan Rencana Perdamaian?
Baca juga: Israel Mulai Tarik Mundur Pasukannya dari Koridor Utama Gaza, Gencatan Senjata Diperpanjang?
Pernyataan Netanyahu muncul di tengah konteks diskusi yang lebih luas mengenai nasib warga Palestina, terutama setelah usulan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump tentang penguasaan Jalur Gaza.
Trump mengatakan bahwa ia akan menciptakan "Riviera Timur Tengah" dengan menempatkan warga Palestina di tempat lain, pernyataan yang secara terbuka dikutuk oleh negara-negara Arab.
Riyadh menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa adanya pembentukan negara Palestina.
Apakah Normalisasi Hubungan dengan Arab Saudi Akan Terjadi?
Netanyahu juga mencerminkan harapannya bahwa normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan terwujud setelah Hamas dikalahkan dan pengaruh Iran di kawasan dipotong.
Dalam wawancaranya dengan Fox News, ia menyatakan, "Ketika kita menghancurkan Hamas, itu akan menjadi landasan bagi kesepakatan tambahan dengan Saudi."
Namun, Netanyahu juga menunjukkan skeptisisme mengenai kemungkinan keberadaan negara Palestina setelah kejadian tragis seperti serangan 7 Oktober.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.