Mengapa Gencatan Senjata Tahap 2 antara Israel Vs Hamas Terancam Gagal?
Delegasi Israel yang dikirim ke Qatar untuk bahas rincian teknis gencatan senjata mengisyaratkan kalau Netanyahu tidak ingin lanjutkan kesepakatan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata tahap dua antara Israel dan Hamas terancam gagal.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tampaknya tidak berniat melanjutkan kesepakatan tersebut.
Menurut beberapa sumber, delegasi Israel yang dikirim ke Qatar untuk membahas rincian teknis gencatan senjata justru mengisyaratkan kalau Netanyahu tidak ingin melanjutkan kesepakatan yang ada.
Berdasarkan laporan media Israel, Haaretz, Netanyahu mengirimkan tim negosiasi yang tidak memiliki mandat atau kemampuan untuk berdialog.
Negosiasi untuk gencatan senjata tahap dua yang awalnya dijadwalkan pada 3 Februari.
Akan tetapi agenda dialog terpaksa ditunda setelah adanya pertimbangan dari Netanyahu yang bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pertemuan tersebut, Trump mengusulkan rencana untuk mengambil alih Jalur Gaza dan memaksa warga Gaza untuk mengungsi ke negara-negara tetangga.
Trump bahkan menyebut bahwa pemindahan warga Gaza ini bisa bersifat permanen.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, juga menegaskan bahwa Israel akan terus menghancurkan Hamas jika mereka tidak menghormati kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
Selain itu, pada Senin (10/2/2025), Trump meminta Israel untuk membatalkan kesepakatan gencatan senjata jika Hamas tidak membebaskan sandera pada 15 Februari.
"Jika semua sandera tidak dikembalikan pada Sabtu pukul 12.00, saya akan katakan batalkan saja dan biarkan kekacauan terjadi," kata Trump.
Baca juga: Pemimpin Perlawanan Palestina Ungkap Daftar Pelanggaran Dilakukan oleh Israel saat Gencatan Senjata
Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait bentuk "kekacauan" yang dimaksud.
Dia menegaskan bahwa Hamas akan memahami maksudnya.
Sejumlah menteri dalam kabinet Netanyahu, seperti Itamar Ben Gvir sebelumnya telah menentang keras gencatan senjata antara Israel-Hamas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.