Mantan PM Turki Ahmet Davutoglu Usulkan Agar Gaza Jadi Wilayah Turki
Rencana Trump merelokasi warga Gaza dan mengambil alih Gaza menuai beragam reaksi, terbaru dari Mantan PM Turki Ahmet Davutoglu.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu mengusulkan agar Gaza menjadi wilayah Turki.
Ia menyarankan diadakannya referendum di Jalur Gaza untuk menentukan apakah wilayah tersebut seharusnya menjadi bagian dari Turki sebagai wilayah otonomi, "hingga negara Palestina berdiri."
Davutoglu berargumen bahwa Gaza secara historis merupakan bagian dari Turki, dikutip dari Al Mayadeen.
Pria berusia 65 tahun itu menekankan pentingnya hubungan historis antara Turki dan rakyat Gaza.
"Turki, sebagai penerus sah Kekaisaran Ottoman, harus memperlakukan rakyat Gaza sebagai sahabat sepanjang sejarah dan sesama warga negara," kata Davutoglu dalam sebuah pernyataan.
"Biarkan rakyat Gaza mengadakan referendum dan bergabung dengan Turki sebagai wilayah otonom hingga negara Palestina berdiri. Keputusan ada di tangan rakyat Gaza," tegasnya.
Davutoglu, yang kini memimpin Partai Masa Depan, menyatakan bahwa Jalur Gaza adalah bagian sah dari Kekaisaran Ottoman.
Ia menyatakan pendudukan Israel atas wilayah tersebut adalah ilegal menurut hukum internasional.
Rencana Trump Ambil Alih Gaza
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan rencana kontroversial terkait Gaza.
Trump mengusulkan Amerika Serikat dapat mengambil alih Gaza dan mengubahnya menjadi "Riviera Timur Tengah".
Baca juga: 5 Bukit Lokasi Pasukan Israel di Lebanon Selatan, Cegat Hizbullah Jika Perang Kembali Pecah di Gaza
Pernyataan tersebut dia lontarkan selama pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Gedung Putih awal bulan ini.
Rencana ini memicu kemarahan global, dengan banyak pihak yang menganggapnya sebagai bentuk pembersihan etnis.
Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan meyakinkan Mesir dan Arab Saudi untuk menerima warga Palestina yang mengungsi dari Gaza.
Netanyahu kemudian mengusulkan bahwa Arab Saudi bisa menerima warga Palestina dan mendirikan negara Palestina di tanah Saudi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.