Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan
Tiongkok mengumumkan akan mengadakan pembicaraan trilateral dengan Rusia dan Iran untuk membahas isu nuklir Iran.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W

Iran dan Rusia juga telah memelihara hubungan yang baik dengan China, yang kini menjadi pihak kunci dalam pembicaraan mengenai program nuklir Iran.
Sementara itu, hubungan dengan Amerika Serikat semakin kompleks.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang sebelumnya membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Sejak saat itu, Iran mulai mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan tersebut.
Pemerintahan Trump juga kembali menerapkan kampanye sanksi maksimal dan bahkan mengancam tindakan militer terhadap Iran.
Namun, meskipun ada ancaman tersebut, Iran secara tegas menolak berunding langsung selama sanksi masih berlaku.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengungkapkan Teheran kini tengah menunggu perwakilan dari negara-negara Arab untuk menyampaikan surat yang dikirimkan oleh Presiden Trump.
Surat tersebut berisi ajakan untuk berdialog dan memperingatkan kemungkinan aksi militer.
Sementara itu, meskipun upaya internasional untuk memperbarui kesepakatan nuklir terus dilakukan, tantangan besar tetap ada.
Rencana baru dari AS, China, dan Rusia menunjukkan, program nuklir Iran tetap menjadi topik hangat dalam diplomasi internasional.
Latihan Angkatan Laut Gabungan di Teluk Oman
Dalam perkembangan lain, Iran, Rusia, dan Tiongkok memulai latihan angkatan laut gabungan di Teluk Oman.
Aktivitas ini menandai tahun kelima sejak ketiga negara tersebut melakukan latihan militer bersama.
Latihan ini, yang diberi nama "Sabuk Keamanan Laut 2025".
Latihan gabungan dimulai di dekat pelabuhan Chabahar, Iran, pada Selasa (11/3/2025).
Baca juga: Trump Kirim Surat Ancaman Aksi Militer ke Iran, Khamenei Sebut AS Perundung
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.