Seperti DDOS, Tentara Korea Utara Ramai-Ramai Dikirim ke Garis Depan untuk Memecah Barisan Ukraina
Seorang perwira Ukraina di lapangan mengatakan bahwa gelombang tentara Korea Utara dikirim hanya untuk melakukan serangan bunuh diri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Korea Utara disebut dikirim ke garis depan di Kursk untuk melakukan "serangan bunuh diri", di mana gelombang orang dikirim untuk menyerbu pasukan Ukraina secara bersamaan.
Upaya itu dilakukan Rusia untuk merebut kembali wilayah perbatasannya itu, yang sempat diserbu Ukraina pada Agustus tahun lalu.
Seorang perwira militer Ukraina menyamakan taktik Korea Utara itu seperti serangan siber yang dapat menghancurkan situs web dengan akses secara massal.
"Kami menghadapi gelombang manusia seperti serangan DDOS pada posisi kami. Kami membunuh delapan dari 10 warga Korea Utara," ujar perwira tersebut kepada The Independent.
“Namun di beberapa daerah, jumlah pasukan kami hanya sedikit sehingga mereka terus membunuh hingga mereka dikalahkan,” tambah perwira senior yang memimpin unit pengintaian.
Ukraina kini telah dipaksa mundur dari hampir seluruh wilayah Kursk.
Serangan Rusia semakin cepat ketika Ukraina tidak lagi mendapat akses intelijen dari AS, akibat pertikaian di Ruang Oval antara Donald Trump dan Volodymyr Zelensky pada Februari lalu.

Tentara Rusia juga menggunakan pesawat nirawak jarak jauh yang dikendalikan oleh kabel serat optik yang digulung sehingga kebal terhadap pemblokiran sinyal elektronik untuk melawan perang.
"30 hingga 40 persen pesawat nirawak Rusia menggunakan serat optik," kata perwira Ukraina itu.
"Jangkauan pesawat nirawak itu juga belum pernah ada sebelumnya, mencapai hingga 25 kilometer," tambahnya.
Serangan "gelombang manusia" yang melibatkan tentara Korea Utara merupakan bagian dari operasi serangan balik Rusia, yang tujuannya memaksa pasukan Ukraina keluar dari desa-desa kecil di dalam Rusia, seperti Sverdlikovo, tetapi hanya setelah ratusan warga Korea Utara terbunuh.
Baca juga: Trump Sebut Pernyataan Putin soal Gencatan Senjata di Ukraina Menjanjikan tapi Belum Lengkap
Saat ini, perundingan gencatan senjata Ukraina dan Rusia tengah diupayakan.
Negosiator AS tiba di Moskow untuk berunding dengan Rusia mengenai proposal gencatan senjata yang disetujui antara AS dan Ukraina.
Di saat yang sama, pasukan Ukraina mundur ke perbatasan mereka, dengan perintah untuk menahan laju Rusia di sana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.