Wanita dan Anak-Anak Tewas dalam Serangan Udara As yang Menargetkan Pimpinan Ansarallah di Yaman
Serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat tempur AS dan Inggris semalam merupakan bagian dari kampanye baru untuk "menyingkirkan" para pemimpin
Editor: Muhammad Barir

Wanita dan Anak-Anak Tewas dalam Serangan Udara As yang Menargetkan Pimpinan Ansarallah di Yaman
TRIBUNNEWS.COM- Serangan udara yang dilancarkan oleh pesawat tempur AS dan Inggris baru-bar ini merupakan bagian dari kampanye baru untuk "menyingkirkan" para pemimpin gerakan perlawanan Ansarallah dan "meminta pertanggungjawaban Iran" atas dukungannya terhadap mereka, ungkap seorang pejabat tinggi Gedung Putih pada 16 Maret.
"Ini adalah respons yang sangat kuat yang benar-benar menyasar sejumlah pemimpin Houthi [Ansarallah] dan menghabisi mereka," kata penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, dalam acara "This Week" di ABC pada hari Minggu.
Sebagian besar dari 31 orang yang tewas dalam serangan itu adalah wanita dan anak-anak, kata juru bicara kementerian kesehatan Sanaa Anees al-Asbahi pada hari Minggu, yang juga melaporkan 101 lainnya terluka.
"Menargetkan warga sipil membuktikan kelemahan AS; hal ini tidak akan menghalangi kami untuk mendukung Gaza tetapi malah akan meningkatkan situasi menjadi sesuatu yang lebih kuat dan lebih parah," kata Dewan Politik Tertinggi Yaman dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Tak Termaafkan, Anak-anak Termasuk di Antara 32 Korban Tewas Serangan Udara AS di Yaman
Perbedaan antara serangan yang menargetkan Yaman di bawah Donald Trump dibandingkan dengan serangan yang dilakukan di bawah mantan presiden Joe Biden adalah bahwa AS sekarang "mengejar kepemimpinan Houthi dan meminta pertanggungjawaban Iran," kata Waltz.
"Kita mewarisi situasi yang mengerikan, dan ini adalah salah satu upaya berkelanjutan untuk memperbaiki kesalahan itu dan membuka kembali perdagangan global," tambahnya.
Trump juga memperingatkan Iran agar mengakhiri dukungan militer bagi Ansarallah. Ia mengatakan jika Iran mengancam Amerika Serikat, "Amerika akan meminta pertanggungjawaban penuh kepada Anda, dan kami tidak akan bersikap baik!"
Panglima Tertinggi IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami menegaskan pada hari Minggu bahwa Iran tidak mendikte kebijakan Ansarallah di Yaman.
Nasruddin Amer, wakil kepala kantor media Ansarallah, mengatakan serangan udara tidak akan menghalangi gerakan perlawanan Yaman.
"Sanaa akan tetap menjadi perisai dan pendukung Gaza dan tidak akan meninggalkannya, apa pun tantangannya," tulisnya di media sosial.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.