Trump dan Putin Bakal Berunding, AS Yakin Perdamaian Rusia-Ukraina Ada di Depan Mata
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pihaknya yakin bahwa perdamaian Rusia-Ukraina akan segera terwujud.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada hari Senin (17/3/2025) yakin bahwa perdamaian Rusia-Ukraina akan segera terwujud.
Hal ini merujuk pada pembicaraan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan digelar pada hari ini (18/3/2025).
"Saya tidak akan mendahului negosiasi tersebut (antara Trump dan Putin), tetapi saya dapat mengatakan bahwa kita berada di garis batas perdamaian," kata Leavitt dalam jumpa pers, dikutip dari Kyiv Independent.
Leavitt merasa kagum dan tidak percaya lantaran usaha Trump dalam mendamaikan kedua belah pihak akan menemui titik akhir.
"Kita belum pernah sedekat ini dengan kesepakatan damai seperti saat ini dan presiden bertekad untuk mewujudkannya," jelasnya.
Rencana Pembicaraan Trump dan Putin
Trump mengatakan bahwa pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina ini akan dilakukan melalui panggilan telepon.
Ia menjelaskan bahwa pembicaraan ini akan berfokus pada pembagian teritorial dan pengendalian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
"Kita akan berbicara tentang tanah. Kita akan berbicara tentang pembangkit listrik. Kita sudah membicarakannya, membagi aset tertentu," kata Trump, dikutip dari Al Jazeera.
Meski Trump tidak membicarakan rinciannya, ada kemungkinan akan membahas fasilitas nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia di Ukraina, pabrik nuklir terbesar di Eropa.
Rencana pembicaraan ini juga dikonfirmasi oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Senin (17/3/2025).
"Ya, memang begitu. Pembicaraan seperti itu sedang dipersiapkan untuk hari Selasa," kata Peskov.
Baca juga: Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina
Pertemuan ini menyusul kesepakatan AS dan Ukraina untuk gencatan senjata selama 30 hari.
Zelensky mengatakan cakupan apa saja dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.
"Usulan gencatan senjata akan membentuk gencatan senjata penuh selama 30 hari, tidak hanya terkait rudal, drone, dan bom, tidak hanya di Laut Hitam, tetapi juga di sepanjang garis depan," jelas Zelensky melalui Telegram.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.