Pertama Kalinya dalam Sejarah Israel, Kepala Badan Intelijen Shin Bet Dipecat
Pemecatan Kepala Badan Intelijen Domestik Shin Bet Ronen Bar menjadi sorotan karena dilakukan dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Untuk pertama kalinya dalam sejarah Israel, Kepala Badan Intelijen Domestik Shin Bet, Ronen Bar, resmi dicopot dari jabatannya.
Keputusan ini diumumkan pada Jumat (21/3/2025) setelah kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan suara bulat menyetujui pemecatan Bar, sebagaimana dilaporkan oleh Times of Israel.
Pemberhentian ini semakin memperdalam ketegangan politik di Israel, terutama di tengah perang yang masih berlangsung di Gaza.
Pemecatan Ronen Bar menjadi sorotan karena dilakukan dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, Al Jazeera melaporkan.
Bar sendiri menolak keputusan tersebut dan bahkan tidak menghadiri pertemuan kabinet yang membahas pemberhentiannya.
Dalam surat yang disampaikannya kepada pemerintah, Bar menyebut jika keputusan tersebut ilegal dan memiliki cacat mendasar.
Menurut laporan The New York Times, Bar menuduh Netanyahu berupaya menghindari penyelidikan terhadap kegagalan keamanan Israel dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Selain itu, Bar juga mengklaim dirinya sengaja disingkirkan dari negosiasi gencatan senjata di Gaza agar Netanyahu bisa memasukkan agenda politiknya sendiri.
Gelombang Protes dan Ancaman Perang Saudara
Keputusan ini memicu protes besar-besaran di Yerusalem.
Dikutip dari Reuters, lebih dari 100.000 warga Israel turun ke jalan dalam dua hari terakhir untuk menentang pemecatan Bar, yang dianggap sebagai langkah untuk melemahkan lembaga independen.
Baca juga: Konflik Internal Israel Semakin Meruncing, Netanyahu Pecat Kepala Intelijen Shin Bet Ronen Bar
Aksi protes yang awalnya damai berubah menjadi bentrokan keras dengan aparat keamanan ketika massa mencoba menerobos barikade menuju kediaman Netanyahu.
Mantan Ketua Mahkamah Agung Israel, Aharon Barak, memperingatkan bahwa situasi ini bisa membawa Israel ke jurang perang saudara.
Presiden Israel, Isaac Herzog, juga menyampaikan kekhawatiran serupa, sementara partai oposisi mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi untuk membatalkan pemecatan Bar.
Dugaan Motif Politik di Balik Pemecatan
Menurut laporan Axios, pemecatan Bar mungkin terkait dengan penyelidikan Shin Bet terhadap dugaan pembayaran dari Qatar kepada pejabat di kantor Netanyahu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.