Sambut Lailatul Qadar, 180 Ribu Jamaah Salat Isya-Tarawih-Itikaf di Masjid Al-Aqsa
Jumlah jamaah yang besar ini terjadi saat umat Muslim bersiap menyambut Lailatul Qadar, salah satu malam paling suci di bulan yang penuh berkah ini.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Lewat kebijakan tersebut, Israel hanya mengizinkan warga Palestina dari Yerusalem Timur dan penduduk Israel keturunan Palestina untuk mengakses situs tersebut.
Pejabat keamanan juga hanya mengizinkan masuk anak-anak yang lebih muda dan orang dewasa yang lebih tua, yaitu anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
Baca juga: Ketegangan Meningkat Selama Ramadan, Israel Rampas Toa Masjid Al-Aqsa
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, berpendapat pembatasan perlu dilakukan untuk menjaga keamanan masjid demi menghindari kerusuhan atau eskalasi situasi yang lebih besar.
Ia berdalih selama bulan Ramadhan ribuan jemaah dari kalangan umat Islam berbondong-bondong melakukan ibadah.
Hal ini dikhawatirkan dapat memicu ketegangan lebih besar, terutama di Yerusalem yang memiliki nilai religius tinggi bagi umat Muslim, Yahudi, dan Kristen.
Namun, menurut pandangan umat Palestina, pembatasan ini merupakan bagian dari kebijakan Israel yang lebih luas untuk menyenangkan kaum Yahudi di Yerusalem Timur, dan menghapus identitas Arab dan Islam di Masjid Al Aqsa.
80 Ribu Warga Palestina Itikaf di Al-Aqsa
Meski menghadapi penjagaan ketat, hal tersebut tak membuat warga Gaza menyerah.
Mengutip laporan Anadolu, sekitar 80.000 warga Palestina tetap teguh menjalankan ibadah salat Jumat dan itikaf di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur, pada Jumat (21/3/2025) lalu.
Tak peduli hujan deras atau hambatan dari otoritas Israel, mereka tetap berbondong-bondong untuk menjalankan ibadah i'tikaf, sebuah tradisi berdiam diri di masjid yang semakin bermakna di tengah situasi penuh tekanan.
"Delapan puluh ribu jamaah melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa hari ini," ujar Sheikh Azzam al-Khatib, Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem.
Bagi rakyat Palestina, Masjid Al-Aqsa bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Setiap tahun, terutama di bulan Ramadan, masjid ini menjadi pusat konfrontasi antara warga Palestina dan otoritas Israel yang terus mencoba membatasi akses ke sana.
Namun, semangat mereka tak pernah padam, kehadiran 80.000 jamaah di Al-Aqsa di tengah segala rintangan menjadi bukti bahwa perjuangan mereka masih terus berlanjut.
(oln/rntv/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.