Kelompok Garis Keras Iran Kecam Perundingan Nuklir dengan AS, Khamenei Mulai Tak Dipatuhi?
Adanya perpecahan tajam dalam kepemimpinan Iran terkait keputusan pemimpin tertinggi mereka, Ali Khamenei, setuju berunding dengan Amerika soal Nuklir
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Kelompok Garis Keras Iran Kecam Perundingan Nuklir dengan AS, Khamenei Mulai Tak Dipatuhi?
TRIBUNNEWS.COM - Saat persiapan untuk perundingan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS) di Oman semakin intensif, perpecahan dalam kepemimpinan politik dan agama Iran kembali muncul.
Laporan media NW melansir, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dengan berat hati menyetujui perundingan dengan AS tersebut.
Baca juga: Beri Waktu 2 Bulan ke Iran, AS: Israel Pimpin Pengeboman Teheran Jika Perundingan Nuklir Gagal
"Di balik keputusan tersebut, ulama garis keras Iran yang loyal kepada Khamenei berbicara lantang menentang keputusan tersebut," tulis laporan NW, dikutip Minggu (13/4/2025).
Laporan itu menyertakan disclaimer kalau kementerian luar negeri Iran belum memberikan komentar atas kabar konflik internal Iran ini.
Sebegai konteks, perundingan soal nuklir tersebut berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan AS-Iran, yang didorong oleh perluasan program nuklir Teheran dan peringatan Washington tentang potensi aksi militer.
Baca juga: Bersiap Hadapi Serangan AS-Israel, Iran Akan Bangun Pangkalan Baru Armada Drone
Sementara negosiasi dapat membuka jalan menuju de-eskalasi, negosiasi tersebut juga telah mengungkap adanya perpecahan tajam dalam kepemimpinan Iran.
"Jika oposisi garis keras menghambat diplomasi, risiko konfrontasi (baik perang terbuka AS-Iran maupun perpecahan internal Teheran) potensial akan meningkat," tulis laporan tersebut.
Meski Khamenei tampaknya menyetujui negosiasi tidak langsung dengan AS tersebut, para ulama senior negara Syiah tersebut telah mengutuk segala bentuk kontak dan komunikasi dengan Washington.
Dalam khotbah Jumat di seluruh Iran, para ulama garis keras—yang ditunjuk langsung oleh Pemimpin Tertinggi—mengeluarkan peringatan keras agar tidak berkompromi dengan apa yang mereka anggap sebagai musuh yang tidak dapat dipercaya.
Retorika mereka menggarisbawahi perlawanan yang mendalam dalam lembaga teokratis.
"Berunding dengan Amerika bertentangan dengan harga diri nasional kami," kata Ahmad Alamolhoda, pemimpin salat Jumat yang berpengaruh di Mashhad, menurut kantor berita Iran MNA.
"Tidak ada warga Iran yang menghargai diri sendiri yang mau datang ke AS dengan tangan kosong." tambahnya.
"Tidak ada ruang untuk negosiasi sama sekali jika mereka ingin mengambil alih tenaga nuklir dari kita," kata ulama garis keras, Kazem Sedighi, yang menyuarakan pandangan serupa dalam khotbah mingguan.

Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.