TRIBUNNEWS.COM - Kapan terakhir Anda mengirim atau menerima telegram?

Salah satu cara mengirim pesan yang cepat ini, sempat merajai dunia kirim pesan, sebelum merebaknya e-mail dan layanan pesan pendek.

Biasanya, telegram dikirim untuk mengabarkan berita penting, karena biaya dihitung per huruf.

Telegram Amerika Serikat (AS) pertama dikirimkan oleh Samuel FB Morse pada 6 Januari 1838 melalui 3 kilometer kawat di Speedwell Ironworks dekat Morristown, New Jersey.

Pesan yang dikirim terbaca, "Seorang penunggu yang sabar bukanlah pecundang." (A patient waiter is no loser).

Pada 24 Mei 1844, ia mengirim sebuah pesan, “Apa yang telah Tuhan ciptakan" (What hath God wrought) dari The Old Supreme Court Chamber di Gedung DPR di Washington, DC kepada Mt Clare Depot di Baltimore. Sejak itu, telegram menyebar ke seluruh dunia.

Namun, perkembangan teknologi membuat telegram tenggelam, dan tinggal menunggu waktu untuk menjadi sejarah. Kabar itu datang dari perusahaan telekomunikasi India, Bharat Sanchar Nigam Limited, yang akan mengirimkan telegram terakhir di dunia bulan depan.

Ini adalah telegram terakhir setelah pertama kali dikirimkan oleh Morse pada 1844 tadi. Perusahaan telekomunikasi India tadi kehilangan sekitar Rp 230 miliar per tahun, karena tetap memertahankan jasa telegram.

Hanya ada 5.000 telegram dikirim per hari di India, negeri dengan populasi 1.24 miliar penduduk. Sebanyak 65 persen telegram dikirim oleh pemerintah.

Dengan semakin seringnya manusia menggunakan telepon genggam, bahkan US Postal Service juga kesulitan mendapatkan untung. Bahkan, pada Maret tahun ini, US Post Office mengumumkan kerugian 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 190 miliar).

Di AS, telegram terakhir dikirimkan pada 2006, 150 tahun setelah Western Union berdiri. Sebagai pengingat, telegram pertama Samuel Morse berisikan “WHAT HATH GOD WROUGHT?” dan dikirin dari Mahkamah Agung AS. (*)