Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keduanya Bercinta hingga Menjadi Fosil

Saat melakukan penggalian di wilayah kaya fosil di Mongolia, ilmuwan menemukan fosil tertua serangga bercinta.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Keduanya Bercinta hingga Menjadi Fosil
kompas.com

Tribunnews.com — Saat melakukan penggalian di wilayah kaya fosil di Mongolia, ilmuwan menemukan fosil tertua serangga yang sedang bercinta. Penemuan tersebut dipublikasikan di jurnal PLOS ONE, Rabu (6/11/2013).

Chung Kun Shih, peneliti tamu di Capitol Norman University di China, yang terlibat riset, mengatakan, penemuan fosil serangga yang sedang bercinta sangat langka. Sampai saat ini, total hanya ada 40 penemuan.

Fosil serangga yang ditemukan merupakan jenis Anthoscytina perpetua, jenis kepik punggung bungkuk purba. Sepasang serangga yang memfosil itu berada dalam posisi berhadapan dengan organ kelamin jantan, aedegus, berada di dalam organ kelamin betina, bursa copulatrix.

"Organ jantan dan betina, kita bisa melihatnya dengan jelas. Ini amat langka," kata Shih seperti dikutip Livescience, Rabu kemarin.

Sejauh ini, fosil serangga bercinta yang ditemukan berasal dari masa 100 juta tahun lalu. Fosil ini lebih tua dan dinobatkan sebagai yang tertua karena berasal dari masa 165 juta tahun lalu.

Penemuan ini juga mengungkap bahwa perilaku seksual kepik punggung bungkuk tak banyak berubah sejak ratusan juta tahun lalu. Sejak dulu, fauna itu memang suka bercinta dengan posisi berhadapan saat berdiri di ranting pohon atau dengan posisi menyamping di atas daun.

Menurut ilmuwan, serangga yang memfosil itu kemungkinan sedang "berpelukan" ketika erupsi gunung berapi terjadi ratusan juta tahun lalu, melepaskan gas racun yang membunuh banyak fauna hingga mikroba. Angin kemudian mengirim kepik punggung bungkuk itu ke danau terdekat, menguburnya di dalam tanah dan mengawetkannya.

Berita Rekomendasi

Ilmuwan belum mengetahui apakah posisi bercinta serangga itu memang sejak awal saling berhadapan atau pada awalnya menyamping sebelum akhirnya berganti karena pengaruh alam.

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas