Pasar Internasional Jadi Incaran Ponsel Xiaomi
Xiaomi menargetkan penjualannya ke pasar Asia Tenggara.
Penulis: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM BEIJING – Setelah Berhasil menjual ponsel di Hong Kong dan Taiwan dalam beberapa bulan terakhir, produsen ponsel Cina Xiaomi menargetkan penjualannya ke pasar Asia Tenggara.
Hal ini diutarakan Wakil Presiden Global Xiaomi Hugo Barra yang dilansir The Wall Street Journal dalam upaya melakukan ekspansi perluasan pemasaran produk smartphonenya.
Barra, warga Amerika Serikat, merupakan petinggi Google Inc sebelum bergabung dengan Xiaomi pada Oktober. Mengatakan produsen smartphone itu akan memanfaatkan penggemarnya di luar negeri untuk mengangkat popularitas ponsel Xiaomi, sekaligus mengatasi hambatan bahasa dan batas negara. “Kami memiliki penggemar di mana-mana,” ujar Barra dalam wawancara pertamanya dengan media asing di Cina. “Kami memiliki misi. Kami ingin berpengaruh di dunia.”
Platform operasi Xiaomi tersedia dalam bahasa Inggris dan Cina, serta dapat diunduh ke komputer di seluruh dunia. Ini memungkinkan penggemar teknologi menjelajahi interface Xiaomi tanpa perlu memiliki salah satu produknya.
Untuk menumbuhkan basis penggemar, pengguna dan penggemar dapat secara langsung memberi saran bagi Xiaomi soal fitur dan perbaruan yang sebaiknya ditambahkan dalam sistem operasinya. Platform operasi Xiaomi, yang memakai sistem operasi Google Android sebagai dasar, diperbarui setiap minggu dengan gratis.
Menurut Barra, model bisnis ini sukses mendatangkan lebih dari lima juta pengguna terdaftar dalam forum berbahasa Cina dan 100 ribu lebih untuk forum Bahasa Inggris.
Xiaomi, perusahaan tertutup yang didirikan pengusaha Cina Lei Jun pada 2010, menjual smartphone premium dengan harga jual tak jauh beda dengan harga produksi. Ponsel andalannya, Mi 3, dijual hanya 326 dollar Amerika , kurang dari setengah harga ponsel premium buatan Apple dan Samsung. Perusahaan yang memiliki valuasi 10 miliar dollar Amerika itu – berdasarkan penggalangan dana terbarunya – menargetkan penjualan 20 juta ponsel pada 2013.(WSJ)