Syukurlah, Harga Ponsel Tak Ikutan Naik Meski BBM Naik
Pihak Erajaya selaku salah satu distributor ponsel mengatakan kenaikan harga BBM tidak akan serta-merta mendongkrak harga jual ponsel
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Senin (17/11/2014), pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis premium dan solar masing-masing menjadi Rp 8.500 per liter dan Rp 7.500 per liter. Kenaikan ini turut berimbas pada biaya logistik dan pengiriman produk ponsel yang menjadi lebih tinggi.
Pihak Erajaya selaku salah satu distributor ponsel terbesar di Indonesia mengatakan kenaikan harga BBM tidak akan serta-merta mendongkrak harga jual ponsel dan gadget untuk konsumen.
"Kalau kondisinya hanya sebatas kenaikan BBM, kami bisa mempertahankan harga agar tetap sama, asalkan dari prinsipal (pemegang merek) tidak ada perubahan," ujar Direktur MarComm Erajaya Group Djatmiko Wardoyo ketika dihubungi, Selasa (18/11/2014).
Djatmiko menjelaskan porsi ongkos transportasi yang terpengaruh langsung oleh kenaikan harga BBM hanya memiliki porsi kecil dari keseluruhan komponen biaya, yaitu sekitar 0,16 persen dari penjualan bersih. Karena itu, lanjut dia, kalaupun ada, maka kenaikan harga akan berkisar di angka tersebut. "Kenaikan BBM sekitar 40 persen kan, tidak berarti harga gadget akan naik sebesar itu juga," imbuh Djatmiko.
Dia mengatakan masih banyak komponen biaya lain di luar ongkos transportasi yang mesti diperhitungkan, seperti biaya promosi dan pajak.
Di sisi lain, Djatmiko mengakui kenaikan harga BBM akan berimbas pada penjualan dalam jangka pendek. Hal ini, menurut dia, disebabkan oleh reaksi sementara dari konsumen yang harus menghitung ulang pengeluaran.
"Tapi, kalau dari pengalaman kami, kenaikan-kenaikan harga BBM selama ini tidak akan menurunkan angka penjualan dalam jangka panjang," pungkas Djatmiko.