Youth for The Arctic 2015 ' Yang Muda Menjelajah Kutub Utara'
Youth for The Arctic 2015 merupakan salah satu program kampanye penyelamatan bumi yang berkelanjutan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA-Youth for The Arctic 2015 merupakan salah satu program kampanye penyelamatan bumi yang berkelanjutan, upaya ini dilakukan oleh anak muda dengan memanfaatkan kemajuan dunia digital , teknologi dan multimedia.
Dalam ekspedisi selama kurang lebih 23 hari mereka akan mendapatkan petualangan nyata di Kutub Utara, mengekplorasi pengetahuan, bertemu dengan para ilmuwan, berbincang secara langsung dengan penduduk lokal, termasuk mengetahui dari dekat hewan-hewan penghuni Kutub Utara.
Dengan perangkat teknologi komunikasi terkini, anak muda tersebut akan berbagi kisah perjalanan dan pengalaman mengikuti ekspedisi di Kutub Utara. Ekpidisi dilakukan selama kurang lebih tiga minggu di sana yang berlangsung mulai tanggal 15 Junihingga 15 Juli, disana mereka akan bertemu dengan ilmuwan, ahli biolog. Berpetualang di es yang masih alami, menggunakan alat dogsled, bertemu penduduk asli, serta mendapat pengalaman ilmiah.
Setelah Youth for The Arctic 2015 berakhir , diharapkan dapat dilanjutkan dalam ajang kegiatan di Youth for the Rainforest 2016 di Brazil dan Youth for the Oceans tahun 2017 di Indonesia.
Program ini bisa dikatakan unik, karena nyata dan diposisikan sebagai platform yang sangat kuat untuk anak muda global, sementara pemerintah berbagai negara masih berkutat merumuskan berbagai hal tentang UN Sustainable Development Goals dan UN Climate Conference 2015.
Berbagai tahapan seleksi yang cukup ketat harus dilewati para peserta untuk menjadi bagian sejarah penting kampanye penyelamatan bumi ini. Dua dari ratusan anak-anak muda Indonesia yang sudah terseleksi dari berbagai pulau dan kota Indonesia seperti Jawa, Aceh, Palembang, Sulawesi, Bali, Papua akan bergabung dengan sepuluh anak-anak muda lainnya dari berbagai negara seperti, Singapura, Cina, India, Filipina, Australia, Afrika, Jerman untuk menjadi peserta Youth for The Arctic 2015.
Mereka telah melaksanakan one on one interview pada tanggal 11 dan 12 April 2015 yang lalu di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di hadapan para Juri yang antara lain terdiri dari Dr. Mari E. Mulyani D. Phil, M.Sc - Sains ,Mohammad Hasroel Thayib, B.Sc, M.Sc, Ph.D - Sains, Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, MP, PsikologLinawaty Moestopoh, B. Psych, Psikolog danDr. Mardi Wu, MBA - CEO Nutrifood
Rangkaian kegiatan ini berlangsung dari Januari hingga November 2015 ini bermula pada bulan Januari-Maret 2015 dengan pencarian calon peserta, setelah itu diteruskan dengan interview calon peserta sebanyak 20 orang dan dipilih dua finalisnya di bulan April.
Pada bulan Mei hingga Juni kegiatan diawali dengan praproduksi selama enam minggu, 21 hari untuk ekspedisi dan tiga bulan pascaproduksi. Di akhir Juli, para peserta diharapkan kembali ke tanah air dan di bulan September-November mereka diwajibkan meneruskan kegiatan dengan mengkampanyekan hasil ekspedisi ini di berbagai sekolah dan komunitas yang dijalankan oleh HiLo sebagai salah satu pendukung.
Kegiatan ini akan berakhir pada bulan November dengan ikut sertanya 12 finalis lainnya di Singapura mengikuti Youth Climate Conference Singapore dengan agenda menyampaikan gagasan dalam bentuk pesan-pesan, lagu dan solusi nyata untuk mengurangi carbon footprint.
Melalui berbagai saluran digital dan media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, You Tube dan sebagainya, setiap kisah, pengalaman dan petualangan anak-anak muda ini akan merekam keadaan akibat perubahan iklim di Kutub Utara. Misalnya kehidupan beruang kutub, berkema di Pulau Elsmere untuk melihat lebih jauh berubahnya habitat-habitat, hilangnya habitat binatang walrus, terbang layang melihat kutub dari batas cakrawala dan merekamnya dengan kamera, berinteraksi dengan anak muda setempat, dan banyak lagi.
Seperti diungkap oleh Liz Courtney, Managing Director Unboxed Media yang juga seorang sutradara serial dokumenter, ekspedisi anak-anak muda dari berbagai negara ini akan membawa pesan agar semua penduduk bumi memiliki kepedulian tentang perubahan iklim yang benar-benar terjadi dan mereka saksikan sendiri. “Berbagai kisah petualangan mereka bukan hanya akan diunggah di media sosial tapi juga akan dijadikan tayangan program serial dokumenter televisi di berbagai negara.
Di samping memberi pengalaman langsung, ekspedisi ke Kutub Utara hal ini juga sebagai cara mereka menyuarakan kepedulian kepada bumi yang kita tinggali.
Berkaitan dengan hal itu, berbagai elemen masyarakat diharapkan memiliki kepedulian terhadap penyelamatan lingkungan, tak terkecuali institusi bisnis. Hal ini diutarakan Megusdyan Susanto, direktur utama PT Standardpen Industries, produsen ballpoin Standard,