Mengapa Binatang Tidak Perlu Memakai Losion Tabir Surya? Ini Jawabannya
Mengapa kulit binatang tidak seperti kulit manusia yang butuh bantuan losion tabir surya?
Editor: Rendy Sadikin
Laporan wartawan TRIBUNNEWS.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM - Mengapa kulit binatang tidak seperti kulit manusia yang butuh bantuan losion tabir surya?
Ternyata menurut sebuah penelitian, beberapa hewan seperti buaya dan ikan sudah punya 'losion'-nya sendiri.
Para peneliti menemukan bahwa beberapa hewan jenis unggas, amfibi, reptil, dan ikan secara alami menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai gadusol, yang diyakini melindungi kulit mereka dari teriknya sinar ultraviolet dari matahari.
"Manusia dan hewan mamalia tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri senyawa ini, tetapi kami menemukan bahwa banyak hewan spesies lainnya mampu menghasilkan ini," jelas Taifo Mahmud, satu dari peneliti studi ini dan seorang profesor dari OSU College of Pharmacy.
Studi ini diterbitkan pada Selasa (12/05/2015) dalam jurnal eLite, oleh peneliti dari Oregon State University (OSU).
Produksi gadusol dikatakan sebagai hasil dari evolusi dari zaman kuno, tepatnya pertama kali ditemukan pada telur-telur ikan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa fenomena itu pun dapat ditemukan pada beberapa evolusi dari berbagai spesies.
Studi itu juga menyebutkan hewan-hewan spesifik penghasil gadusol, termasuk ikan trout pelangi, penyu hijau, ayam ternak, dan buaya Amerika.
"Kami tahu gadusol menghasilkan perlindungan terhadap UV-B, sehingga itu akan menjadi tabir surya yang baik. Tetapi, banyak pula kegunaan lain dari gadusol, seperti anti-oksidan dan fungsi lainnya," tambah Mahmud lagi.
Dikatakan pula studi ini dapat menjadi inspirasi akan cara lain untuk melindungi kulit manusia dari bahaya paparan sinar matahari.
Peneliti pun menemukan bahwa gadusol memungkinkan untuk diproduksi banyak menggunakan ragi.
"Penelitian selanjutnya cukup memungkinkan untuk gadusol disertakan sebagai kandungan dalam kosmetik dan obat-obatan. Bahkan, bisa dikembangkan menjadi tabir surya yang bisa dikonsumsi," terang Mahmud pada Doctors Lounge.