Al Jahiz, Ilmuwan Islam Penggagas Teori Evolusi Sebelum Charles Darwin
Charles Darwin yang terkenal lewat karyanya The Origin of Species bukan orang pertama yang menggagas evolusi.
TRIBUNNEWS.COM - Charles Darwin yang terkenal lewat karyanya The Origin of Species bukan orang pertama yang menggagas evolusi.
Ratusan tahun sebelumnya, seorang ilmuwan yang hidup pada masa kejayaan peradaban Islam bernama Al Jahiz telah menuangkan gagasan evolusi dalam karya tulis setebal 350 halaman.
Abu Uthman Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al Fuqaymih Al Basrih, demikian nama lengkap Al Jahiz, lahir di Basra, Irak, pada tahun 776. Namanya berarti "mata bundar seperti ikan".
Al Jahiz memang dilahirkan dari keluarga yang sederhana sehingga ia harus ikut berjualan ikan bersama ibunya di Kanal Basra.
Keterbatasan tak memupus semangat Al Jahiz. Ia tumbuh menjadi seorang humoris dan penuh rasa ingin tahu.
Sebagai Muslim, dia gemar melewatkan waktu di Masjid Besar Basra. Di sana, dia belajar dari para ulama, membahas beragam pertanyaan dan tak jarang berdebat.
Dia pun tak sungkan untuk bertemu dan belajar dari penyair-penyair terkenal masa lalu, seperti Al- Asma'i, Abu Zayd, dan Abu Ubuyda.
Hasilnya, kemampuan bahasanya meningkat pesat. Dalam waktu singkat, Al Jahiz mahir berbahasa Arab. Kemampuan itu mendukungnya belajar lebih banyak.
Haus akan ilmu pengetahuan, Al Jahiz berkelana ke berbagai daerah, seperti Damaskus, Beirut, Samara, dan Baghdad.
Ia lalu memutuskan untuk menetap dan belajar. Ia hidup dari menulis. Diperkirakan, ia telah menulis 200 karya meski kini tersisa 30 saja.
Esai mengenai kekhalifahan yang ia tulis menjadi tiket emas masuk ke lingkungan kalangan atas. Esai itu juga menyita perhatian Khalifah Al-Ma'mun, khalifah ke-7 Dinasti Abbasiyah.
Ia banyak berhubungan dengan tokoh politik terkemuka, termasuk menjadi orang kepercayaan Hakim Agung Ahmad bin Abi Du'ad.
Meski banyak membaca Ariestoteles dan banyak karya klasik Yunani Kuno, Al Jahiz punya gaya sendiri dalam menulis. Ia gemar menyematkan humor.
Al Jahiz menganggap humor bukan hanya sebagai alat untuk menghibur, melainkan juga sarana untuk menyebarkan gagasan seluas mungkin.