Rusia Kembangkan Rudal 'Pamungkas', Kecepatannya 6000 Km/Jam
Rusia akan menciptakan senjata yang memiliki kemampuan untuk menyerang target dengan kecepatan hipersonik–lebih dari 6.125 kilometer per jam–.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan Misil Taktis OJSC berencana akan mengeluarkan inovasi terbarunya dengan menciptakan senjata yang memiliki kemampuan untuk menyerang target dengan kecepatan hipersonik–lebih dari 6.125 kilometer per jam–.
Hal tersebut diterangkan Direktur Jenderal OJSC Boris Obnosov, seperti yang disebutkan dalam laman RBTH Indonesia.
Disebutkan, bahwa rudal hipersonik tersebut siap perkaya sistem persenjataan Rusia pada awal 2020an.
Kabar yang berkembang, perusahaan tersebut tengah mengerjakan proyek bersama dengan para ilmuwan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan Yayasan Penelitian Terdepan di bawah Komisi Industri-Militer.
Seorang pakar militer TASS Viktor Litovkin menyebutkan, bahwa beberapa elemen sistem misil Rusia sudah bisa bergerak dengan kecepatan hipersonik saat mendekati target mereka.
Litovkin melanjutkan, hulu ledak sistem misil jarak jauh Yars dan Rubezh akan mulai melakukan manuver dengan kecepatan hipersonik pada tahap akhir penerbangan mereka untuk mengungguli sistem pertahanan misil musuh.
Hulu ledak misil jarak pendek Iskander-M juga memiliki kapabilitas yang sama.
“Rusia sejauh ini belum punya misil yang dapat mempertahankan kecepatan hipersonik sepanjang penerbangan,” tutur sang analis.
Bukan hal yang mudah memang dalam menciptakan sebuah terobosan, pengembangan rudal hipersonik ini pun masih memiliki kendala.
Kesulitan utama menciptakan senjata baru ini terletak tak hanya pada pengembangan mesin yang mampu bekerja dalam kecepatan hipersonik dalam jangka waktu panjang, tapi juga dalam sistem kontrol misil.
Demikian keterangan yang disampaikan seorang narasumber dari industri pertahanan Rusia.
Pakar tersebut menerangkan, pada kecepatan Mach 5–lebih dari 6.125 kilometer per jam–, sebuah awan plasma terbentuk di sekeliling objek yang akan menghalang sinyal radio.
Oleh karena itu, jika rudal melenceng dari jalurnya atau jika ada masalah saat penerbangan, operator tak bisa memperbaiki situasi dari jarak jauh.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dasar teknis dan riset untuk senjata hipersonik telah ada sejak masa Soviet.
Namun, setelah bubarnya Uni Soviet semua riset diabaikan pada 1990-an dan uang untuk mengembangkan senjata baru mulai dialokasikan baru-baru ini.
Sayangnya kemajuan pengembangan senjata hipersonik telah lebih dulu dilcapai oleh Amerika Serikat.
“AS telah menciptakan pesawat antariksa Х-51 Waverider, yang dapat mempertahankan kecepatan 6.250 kilometer per jam selama empat menit. Namun, itu adalah uji coba satu kali, tanpa hulu ledak, sistem pemandu, dan lain-lain. Bagaimana roket bisa bergerak dengan perangkat lengkap masih menjadi pertanyaan,” pungkas sang analis.