Wujudkan Kedaulatan Pangan, Mentan 'Blusukan' ke Yogya Hingga Maluku
Mulai dari Yogya hingga Maluku, Menteri Pertanian Amran Sulaiman ‘blusukan’ guna mengejar target kedaulatan pangan
TRIBUNNEWS.COM – Kerja keras dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan terus dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Tercatat sejumlah ‘blusukan’ dilakukan Amran ke berbagai daerah mulai dari Yogyakarta sampai Maluku, Jumat (24/4) hingga Senin (27/4).
Di Sleman dan Klaten, Yogyakarta, Jumat (24/4), Mentan berdialog dengan para petani mengenai harga gabah yang masih rendah. Hingga saat ini tercatat harga gabah di Prambanan, Yogya, masih berkisar antara Rp 3.300-3.500 per kilogram, sementara harga beras berkisar di harga Rp 6.000.
Harga tersebut masih jauh di bawah harapan pemerintah. Mentan Amran pun menegaskan agar Bulog segera menyerap gabah petani mulai dari penggilingan kecil dengan harga yang menguntungkan.
“Anggap saja harga di petani Rp 6.000, di kota Rp 10.000 sampai Rp 11.000, dan Rp 4.000 sendiri dinikmati tengkulak. Hampir 80 persen tengkulak yang dapat. Petani kita yang sehari-hari kepanasan cuma dapat 10-20 persen. Untuk memutus siklus, Bulog harus ambil peran agar mata rantainya tidak terlalu panjang,” kata Amran.
Hingga saat ini tercatat Bulog baru menyerap gabah dari petani di kisaran 300 ribu ton, sementara Presiden Jokowi menargetkan 4 juta ton. Mentan pun terus mendorong Bulog agarlebih kreatif menyerap gabah masyarakat, seperti dengan menurunkan jaringan semut dan terjun langsung ke petani dan penggilingan beras.
Selain mendorong Bulog, Kementerian Pertanian pun berusaha mengembangkan lahan pertanian yang potensial. Ketika berkunjung ke Kabupaten Halmahera Selatan dan Timur, Maluku, Sabtu-Minggu (25-26/4) lalu, Amran mengatakan rencana Kementan untuk mengembangkan 500 hektar lahan pertanian kedelai guna kedaulatan pangan.
Lahan pertanian di Halmahera itu, menurut Amran, merupakan tanah yang subur sehingga cocok ditanam berbagai bahan baku. “Tinggal penggunaan benih unggul digunakan, agar produktivitas seperti yang sekarang sudah diproduksi di Jawa Tengah bisa tercapai 2-3 tahun lagi,” sebut Amran.
Lahan potensial di Halmahera itu hanyalah satu dari sekian banyak lahan yang direncanakan Kementerian Pertanian. Amran mengaku, saat ini pihaknya mengembangkan 700 ribu hektar lahan pertanian di seluruh Indonesia untuk mewujudkan program tersebut.
Berbagai kerjasama dengan banyak pihak pun dilakukan. Sejauh ini Kementan telah menggandeng sejumlah pihak, seperti peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta guna mendukung peningkatan produktivitas pangan. Kerjasama yang telah dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) pun diharapkan memperlancar target kedaulatan pangan.
“Untuk meningkatkan produktivitas tentu ada penelitian. Kita kerjasama dengan berbagai pihak yang sudah mencoba benih unggul pertanian. Nanti kalau di sana bisa dikembangkan akan kirim dosen atau peneliti UGM,” jelas Amran.
DI sisi lain, ketika berkunjung ke Maluku, Mentan Amran juga mendengar langsung keluhan para petani terkait minimnya sarana pertanian. Hal itu dapat dipahami, sebab para petani di Maluku memang masih bercocok tanam secara manual. Mendengar itu Amran pun langsung memberi bantuan sebesar Rp 902 juta.
Target kedaulatan pangan yang hendak dicapai pemerintah memang bukan hal main-main. Untuk tahun 2015 sendiri, Kementan menargetkan produksi padi sebesar 73,4 juta ton (GKG), jagung sebanyak 20,33 juta ton, kedelai 1,27 juta ton, gula 2,97 juta ton, dan daging sapi 550 ribu ton.
Sementara itu, berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II yang diluncurkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2014 lalu, produksi padi telah mencapai angka 70,6 juta ton GKG, jagung 19,13 juta ton, kedelai 920 ribu ton, daging sapi 460 ribu ton, dan gula 2,5 juta ton.
Menteri Amran Sulaiman pun saat ini rajin mengunjungi berbagai daerah guna memantau harga pangan. Pada Selasa (21/4) lalu, Amran menyempatkan ke Pasar Rawajitu, Tulang Balang, Lampung untuk memantau harga beras sekaligus memberikan bantuan berupa transplanter, combine harvester, dan pompa irigasi kepada para petani. (adv)