Mengenal Jeruk Dekopon, Buah Tanpa Biji asal Jepang yang Dikembangkan Petani Ciwidey
Sejak 2014 Hendi Rustandi bersama petani lainnya di Ciwidey, Bandung mengembangkan jeruk dekopon. Uniknya, jeruk itu sebenarnya berasal dari Jepang
Penulis: Sponsored Content
![Mengenal Jeruk Dekopon, Buah Tanpa Biji asal Jepang yang Dikembangkan Petani Ciwidey](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/petani-jeruk-dekopon-di-ciwidey-bandung_20150609_151415.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Para petani di seluruh Indonesia tidak pernah kehilangan inovasi dan kreativitas. Hal itu terlihat nyata jika mengunjungi Bandung bagian selatan, tepatnya di Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey.
Di sana beberapa petani mulai mengembangkan jenis jeruk asal Jepang yang disebut jeruk dekopon.
Jeruk tersebut mulai dikembangkan sejak awal tahun 2014. Jeruk dekopon memiliki sedikit perbedaan dengan jeruk-jeruk lainnya yang sering beredar di pasaran.
Jeruk dekopon memiliki tekstur lebih besar jika dibandingkan dengan jeruk lokal. Kulitnya pun lebih tebal, dagingnya tidak memiliki biji, dan bentuknya selintas mirip buah pir.
Salah seorang petani yang mengembangkan jeruk dekopon adalah Hendi Rustandi. Ia mengaku mulai menanam jeruk tersebut sejak tahun lalu. Di atas kebun seluas 500 meter persegi, Hendi dengan telaten menanam jeruk tersebut setiap hari.
Dalam sekali panen setiap dua minggu, Hendi mengungkapkan dirinya bisa mendapat 1,5 kuintal. Soal kelebihan jeruk yang ditanamnya, ia menyatakan jeruk asal negeri Sakura itu lebih kaya vitamin C. Bentuknya pun lebih besar dan rasanya lebih segar.
“Saya mulai mengembangkannya sejak Januari 2014. Sekarang buahnya sudah bisa dipanen. Di dalam jeruknya juga tidak ada biji. Rasanya lebih segar,” ungkap Hendi.
Dengan perawatan yang cenderung mudah dan minim biaya, jeruk dekopon memang dapat menjadi primadona baru bagi dunia pertanian Indonesia.
Di negeri asalnya sendiri jeruk dekopon tergolong buah yang cukup mahal. Harganya berkisar 800 yen atau sekitar 80.000 Rupiah per buah.
Dengan produktivitas per pohon mencapai 15-25 kilogram, jeruk dekopon merupakan potensi yang dapat terus dikembangkan agar lebih maksimal.
Hendi Rustandi bersama petani lainnya di Ciwidey yang mengembangkan jeruk dekopon layak disebut petani teladan. Dengan segenap inovasi, kreativitas, dan kerja kerasnya, mereka telah merintis langkah awal yang baik bagi dunia pertanian Indonesia. (advertorial)