Panen Raya Padi di Kolaka, Mentan Sebut Impor Lemahkan Petani Sendiri
“Kalau kita impor artinya melemahkan petani sendiri dan memperkuat negara serta petani negara lain,” ujar Mentan Amran Sulaiman
TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melakukan panen raya padi sawah di Desa Toshiba, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (24/10/2015) bersama Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, dan Bupati Kolaka Ahmad Safei.
Mentan bersama rombongan tiba di lokasi panen pukul 10.00 WITA dan disambut meriah masyarakat petani, penyuluh, dan para pemangku kepentingan setempat.
Tanpa mengulur waktu, Mentan dan rombongan langsung melakukan panen raya padi sawah seluas 1.150 hektare (ha) yang produktivitasnya 8,1 ton per ha.
Dalam panen raya padi tersebut, Mentan menyampaikan telah memberikan bantuan untuk Kabupaten Kolaka sebesar 122 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,6 miliar.
Kemudian bantuan untuk Sulawesi Tenggara sebesar 865 miliar dari bantuan sebelumnya yang hanya sebesar 65 miliar.
Dengan besarnya bantuan tersebut, Mentan menekankan agar dapat digunakan meningkatkan produksi pangan. Apabila gagal, Mentan mengancam akan mencabut anggaran di tahun depan.
“Apabila produksi tahun depan tidak meningkat, maka bantuan akan kami hentikan,” kata Mentan.
Bupati Kolaka Ahmad Safei menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kedatangan Mentan untuk panen raya padi, berdialog, serta memberikan bantuan yang besar pada petani di Kolaka.
Menurutnya, hal tersebut akan memberikan motivasi pada para petani dan pemerintah daerah dalam menggenjot peningkatan produksi pangan, khususnya komoditi padi agar dapat memberikan kontribusi pada ketersediaan beras nasional.
Ahmad Safei menjelaskan, Kabupaten Kolaka memiliki potensi pangan yang menjanjikan yakni 11.250 ha lahan sawah dengan realisasi tanam 10 ribu ha.
Produktivitas rata-rata padi yang dihasilkan pun mencapai 5,5 ton per ha.
“Dengan potensi tersebut, di tahun 2014 Kabupaten Kolaka mengalami surplus beras sebesar 15.761,87 ton. Ini tentunya turut membantu menyediakan stok beras nasional, sehingga kita bisa mencapai kedaulatan pangan dan tidak perlu impor,” ungkap Ahmad Safei saat memberikan sambutan.
Sementara itu, Mentan mengaku senang bisa melakukan panen raya padi dan membangun pertanian di Kolaka.
Kepada para petani, Mentan menyampaikan musim kemarau panjang yang terjadi saat ini yang disebabkan dampak El Nino Moderat, tidak mempengaruhi produksi padi.
Bahkan, petani setelah melakukan panen langsung melakukan penanaman.
“Buktinya, kami dalam bulan ini berturut-turut melakukan panen raya padi di berbagai daerah, seperti di Blitar, Tuban (Jawa Timur), Kalimantan, Karawang, Subang (Jawa Barat), dan saat ini di Kolaka. Besok kami juga akan melakukan panen raya padi di Pinrang dan Wajo, Selawesi Selatan,” ujar Mentan.
Lebih lanjut, Mentan menjelaskan dengan masih berlangsungnya proses panen dan tanam yang terjadi di semua daerah, hal ini menunjukkan produksi dan ketersediaan beras nasional aman sehingga belum dibutuhkan impor.
Sebab, menurutnya, impor dapat melemahkan petani dalam negeri dan memperkuat negara lain.
“Kalau kita impor artinya melemahkan petani sendiri dan memperkuat negara serta petani negara lain. Sebaliknya, apabila tidak impor, itu memperkuat petani dan negara kita,” tegas Mentan.
Untuk itu, dalam menggenjot produksi di Kolaka, Mentan memberikan bantuan 12 unit alat tanam (transplater), benih jagung sebanyak 60 ribu kilogram (kg) untuk lahan seluas 4 ribu ha, dan bantuan dana 6 miliar untuk kelompok tani yang disalurkan melalui buku rekening.
Selain itu, Mentan juga memberikan bantuan 3 unit traktor, ternak sapi budidaya integrasi, dan pejantan pemacek sebanyak 179 ekor untuk 13 kelompok tani. (advertorial)