Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Pasien Gangguan Ginjal Akut di RSCM Positif Terkontaminasi Senyawa Berbahaya

Senyawa berbahaya dalam tubuh pasien gangguan ginjal akut antara lain ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in 7 Pasien Gangguan Ginjal Akut di RSCM Positif Terkontaminasi Senyawa Berbahaya
Tribun Bali
Ilustrasi organ ginjal 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebut 11 pasien gangguan ginjal akut yang dites oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), 7 anak di antaranya positif memiliki senyawa berbahaya.

"Yaitu ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether, dan Itu ada di mereka. Karena lebih dari 50 persen. Ini disebabkan senyawa kimia tadi," ungkapnya pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: 133 Anak Meninggal Karena Gangguan Ginjal Akut di Indonesia hingga 21 Oktober 2022

Pihaknya pun melakukan pengecekan, apa yang terjadi jika tiga senyawa kimia tersebut masuk ke dalam tubuh.

Nyatanya, saat tiga senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh, maka metabolisme mengubahnya menjadi asam oksalat.

"Dan ini berbahaya, karena masuk ke ginjal jadi kalsium oksalat. Jadi berbentuk kristal kecil yang tajam," papar Budi lagi.

Kalsium oksalat yang berbetuk kristal kecil yang tajam tersebutlah yang membuat ginjal pada di balita rusak, hingga bisa sebabkan kematian.

Berita Rekomendasi

Terjadi lonjakan kasus, RS rujukan mulai penuh

Budi Gunadi Sadikin mengatakan pesatnya lonjakan kasus gangguan ginjal akut pada anak sejak Agustus 2022 lalu membuat ruang perawatan di rumah sakit menjadi penuh.

Khususnya terjadi pada rumah sakit rujukan seperti RSCM (Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo) Jakarta.

Diketahui kasus gangguan ginjal akut pada anak melonjak sejak Agustus dengan 36 kasus, September terjadi 78 kasus, dan pertengahan Oktober 110 kasus.

Sehingga total kasus hingga hari ini, Jumat (21/10/2022), mencapai 241 kasus.

"Di bulan September yang masuk rumah sakit itu cepat sekali, kondisinya memburuk. Pada umumnya mereka memburuk sesudah lima hari turun secara drastis sehingga lebih dari 55 persen meninggal dunia," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10/2022).

Budi mengatakan hingga pertengahan Oktober ini, kenaikan kasus yang sangat pesat mempengaruhi tekanan terhadap rumah sakit dan fasilitas perawatannya.

Sebagai contoh, ruang ICU untuk anak di RSCM sudah mulai penuh.

"Karena sampai Oktober naiknya pesat sekali dan pressure ke rumah sakit sudah terasa," terang Budi.

"Jadi rumah sakit RSCM sudah mulai penuh ICU-nya untuk anak-anak," lanjutnya.

Gangguan ginjal akut tersebut mayoritas menyerang balita atau bayi di bawah lima tahun.

Adapun gejala klinis yang nampak adalah demam, kehilangan nafsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi hingga pendarahan.

Dilaporkan sebanyak 29 persen pasien alami gejala anuria atau tidak adanya urine, atau urine keluar dengan jumlah sedikit (oliguria).

Dari 241 kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada anak-anak yang tersebar di 22 provinsi, 133 pasien atau 55 persen diantaranya meninggal dunia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas