Ibu Hamil Tidur Terlentang Perbesar Risiko Janin Meninggal
Ibu hamil dengan gaya tidur terlentang memperbesar risiko janin meninggal.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM
Ketika sedang mengandung dan perut semakin besar, tidur memang menjadi kurang nyaman. Jika memungkinkan, sebaiknya Anda memang lebih berhati-hati dengan posisi Anda tidur.
Apalagi, para peneliti Australia mengatakan bahwa cara perempuan tidur selama kehamilannya bisa memperbesar risiko bayi lahir mati.
Studi mengenai Sydney Stillbirth ini dipresentasikan oleh Dr Adrienne Gordon, ahli neonatologi dari Royal Prince Alfred Hospital, Sydney, Australia. Dalam studinya, Dr Gordon menganalisa kehamilan dari 295 perempuan dari delapan rumah sakit di negara tersebut. Dalam penelitian yang berlangsung selama lima tahun itu, terlihat bahwa ibu hamil yang biasa tidur telentang memiliki kemungkinan melahirkan bayi dalam keadaan mati enam kali lebih besar.
Kira-kira, apa hubungan antara tidur telentang dengan bayi yang lahir mati? Menurut Dr Gordon, pada beberapa perempuan, tidur telentang dalam waktu lama bisa menghambat aliran darah ke bayi di dalam kandungan. Studi ini dinilai spesifik, karena secara eksklusif mengamati perempuan yang usia kehamilannya sudah lebih dari 32 minggu.
"Dalam tahap akhir kehamilan inilah, proporsi terbesar bayi lahir mati biasa terjadi," ujar Emma McLeod, direktur Stillbirth Foundation Australia, yang mendanai penelitian Dr Gordon. "Sekitar 40 persen kasus bayi lahir mati setelah usia 32 minggu, dan tidak ada penjelasan medis mengapa mereka mati."
Faktor risiko lain yang perlu diketahui ibu hamil karena posisi tidur yang salah adalah tingkat pertumbuhan bayi (ukuran bayi cenderung kecil) dan berkurangnya gerakan janin seiring bertambahnya usia kehamilan.
"Pada perempuan yang memiliki kehamilan sehat dan bayinya lahir selamat, frekuensi dan kekuatan gerakan bayi justru meningkat ketika usia kehamilannya bertambah. Jadi tidak benar mitos yang mengatakan bahwa gerak bayi melambat di dalam rahim untuk menyiapkan kelahirannya," jelas Dr McLeod.
Oleh karena itu, Stillbirth Foundation Australia menyarankan agar para ibu hamil yang merasa gerakan bayinya berkurang segera berkonsultasi dengan dokter. Dr McLeod menyatakan perlunya memperbaiki bagaimana mengatasi kehamilan ketika ukuran bayi diidentifikasi kecil.
Di Australia, setiap tahun lebih dari 2.000 bayi lahir mati. Itu berarti 35 kali lebih banyak daripada kasus Sudden Infant Death Syndrome, dan angka ini tidak menunjukkan penurunan atau pun dapat dipahami penyebabnya. (Felicitas Hermandini/Mother and Baby)
Baca artikel menarik lainnya
- Hayo, Naksir SPG Cantik cantik Ini atau Sepeda Motor Baru? 19 menit lalu
- Trend Games 2013: Meredupnya Era Konsol 41 menit lalu
- Wajah Berjerawat bak Peyek Kedelai? Ini Ramuannya 2 jam lalu
- Gaya Busana Kate Middleton Belum Level Trendsetter 2 jam lalu
- Menyelamatkan Budaya Peranakan Tionghoa Lewat Mode Rabu, 31 Oktober 2012
- Nadine Alexandra Lebih Memilih Perawatan Rambut Natural Rabu, 31 Oktober 2012
- Mie Instan Warung Abang Adek, Pedasnya Nonjok Lidah Rabu, 31 Oktober 2012
- Anji Sudah Terbiasa Cebokin Pup Anaknya Rabu, 31 Oktober 2012
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.