Budaya Salaman Rentan Ajang Penularan Kuman
Budaya salaman yang sangat kental dalam kehidupan sosial ini dinilai rentan menularkan bakteri atau kuman. Karena tangan
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartakotalive.com, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budaya salaman yang sangat kental dalam kehidupan sosial ini dinilai rentan menularkan bakteri atau kuman. Karena tangan memiliki peran sangat sentral dalam menularkan virus dan bakteri yang bisa menyebabkan penyakit infeksi menular.
Demikian diutarakan Prof DR Umar Fahmi Achmadi, MPH,Ph.D, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI dan Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Press Conference Simposium Ilmiah Lifebuoy dan Dokter Umum Upayakan Promotif-Preventif: Mencegah Penyakit Infeksi Menular untuk Keluarga Indonesia yang lebih Sehat di Oyster Plasa Senayan, Kamis (28/3/2013).
"Budaya salaman itu menjadi momen pertukaran kuman," ujarnya.
Umar menjelaskan banyak masyarakat yang belum faham dengan kebersihan terutama menyangkut tangan yang memiliki peran sentral dalam kehidupan sosial.
Misalnya tangan banyak bersentuhan dengan sarana umum seperti tangga di mall atau lift yang menjadi tempat kuman bersarang. Atau setelah memegang pintu kendaraan umum kemudian sampai rumah langsung disambut anak dengan mencium tangan.
"Padahal ayahnya belum cuci tangan lalu sang anak langsung salin dengan mencium tangannya. Ini rentan terjadi transfer bakteri," ujarnya.
Ia menyatakan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi menular yang menempati tempat teratas. Meski penyakit ini tertular melalui udara akan tetapi tangan memiliki peran penting dalam penularannya.
Ia mencontohkan kebiasaan menutup hidung saat bersin dan kemudian bersalaman. Ini yang tidak disadari.
"Itu yang susahnya mengubah kebiasaan mencuci tangan sebelum melakukan kegiatan penting. Simpel sih," ujarnya.