Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bagaimana Cara Membersihkan Noda Pinang di Gigi-geligi, Dok?

Pertanyaan pembaca: Bagaimana menghilangkan kerak gigi akibat makan pinang?

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Bagaimana Cara Membersihkan Noda Pinang di Gigi-geligi, Dok?
Twicsy
Perubahan warga gigi setelah mengunyah pinang. 

Pinang (Areca catechu L.) merupakan salah satu tumbuhan jenis palma. Tersebar dari Afrika Timur, Semenanjung Arab, Tropikal Asia, Indonesia hingga Papua New Guinea.

Biji buah pinang diketahui dikonsumsi oleh 5-10% populasi manusia di dunia dan merupakan bahan adiktif urutan keempat yang paling sering digunakan.

Komposisi kimia pinang telah diketahui sejak abad ke-18. Dari sekian banyak kandungan kimiawinya, polyphenol dan alkaloid dari golongan piridin banyak menyita perhatian. Arekolin merupakan alkaloid utama di pinang selain arekolidin, arekain, guvakolin, guvasin, dan isoguvasin.

Arekolin diketahui bersifat sitotoksik. Bersifat racun terhadap sel jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Dapat memabokkan. Biji buah pinang dapat dikembangkan sebagai agen sitotoksik yang dapat dikombinasikan dengan agen kemoterapi untuk meningkatkan sensitivitas sel kanker. Berpotensi  antikanker karena juga memiliki efek antioksidan dan antimutagenik.

Tradisi makan sirih pinang

Kebiasaan makan sirih dan pinang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Tepatnya sekitar abad ke-6 Masehi.

Warna bibir seseorang yang makan sirih pinang ini akan berwarna merah karena percampuran antara daun sirih, pinang, kapur, gambir dan sedikit tembakau. Residunya berupa ludah yang berwarna merah dengan sisa-sisa serat sang buah pinang.

Berita Rekomendasi

Kebiasaan mengulum tembakau di antara bibir sang penyirih pun dapat sisakan residu tar yang melengket kuat di permukaan gigi-geligi sang penyirih. Berwarna hitam pekat. Hasilkan warna kehitaman pada permukaan gigi.

Di suatu masa, warna kehitaman di gigi akibat kebiasaan ini menjadi salah satu penanda strata seseorang di dalam komunitasnya. Dipandang makin cantik andai gigi-geliginya lebih hitam, menyembul di antara rekahan bibirnya yang memerah semu  usai menyirih.

Sementara sirih merupakan tanaman tropis yang tumbuh di Madagaskar, Timur Afrika, dan Hindia Barat. Jenis sirih yang terdapat di Semenanjung Malaysia ada empat jenis, yaitu sirih Melayu, sirih Cina, sirih Keling, dan sirih Udang. Sementara pinang berasal dari tanah Malaya (Malaysia).

Bermula dari upaya menyedapkan mulut, kebiasaan ini kemudian berlanjut menjadi kesenangan dan terasa nikmat sehingga sulit untuk dilepaskan, selain menyangkut tata pergaulan dan tata nilai kemasyarakatan sebagai hidangan penghormatan untuk tamu, sarana penghantar bicara, sebagai mahar perkawinan, alat pengikat dalam pertunangan sebelum nikah, untuk menguji ilmu seseorang, dan sebagai pengobatan tradisional, termasuk mengencangkan rahim usai persalinan. Bahkan menginang juga digunakan sebagai upacara dan sesaji yang menyangkut adat istiadat serta kepercayaan dan religi masyarakat tertentu.

Kaitan kebiasaan makan pinang sirih dengan derajat kesehatan gigi-geligi dan rongga mulut Budaya mengonsumsi pinang sirih ternyata dapat mengakibatkan panyakit periodontal jika ditinjau dari sisi kedokteran gigi. Etiologis terjadinya penyakit periodontal yang terjadi yakni terbentuknya kalkulus atau karang gigi akibat stagnasi air ludah sang pengunyah sirih, karena adanya campuran kapur Ca(OH)2 dalam kemasannya.

Gabungan kapur dengan pinang mengakibatkan respon primer terhadap formasi oksigen reaktif, dan mungkin mengakibatkan kerusakan oksidatif pada DNA di area mukosa dekat pipi bagian dalam sang penyirih.

Sayangnya, keyakinan bahwa tradisi mengunyah sirih dapat menghindari penyakit mulut seperti mengobati gigi yang sakit dan nafas yang tak sedap kemungkinan telah mendarah daging diantara para penggunanya. Padahal efek negatif menyirih dapat mengakibatkan penyakit periodontal atau gusi dengan adanya lesi-lesi pada mukosa mulut seperti sub mucous fibrosis, oral premalignant dan bahkan dapat mengakibatkan kanker mulut.

Halaman
123
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas