Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Kesehatan

Punya Badan Tipis Juga Berisiko Lho

Wanita yang terlalu kurus ada kemungkinan mengalami gangguan menstruasi. Bahkan mungkin menstruasi tak lagi datang.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Punya Badan Tipis Juga Berisiko Lho
net

TRIBUNNEWS.COM - Meski sering dibahas bahaya gemuk untuk kesehatan, sejatinya punya tubuh terlalu tipis juga punya lumayan banyak risiko penyakit. Bahaya kurus untuk kesehatan ini jarang dibahas karena jumlah orang kurus kurang dibandingkan dengan orang gemuk. Di Amerika Serikat orang berberat badan kurang dari normal jumlahnya hanya dua persen dari populasi.

Wanita yang terlalu kurus ada kemungkinan mengalami gangguan menstruasi. Bahkan mungkin menstruasi tak lagi datang.

"Sebab berat badan juga mempengaruhi keseimbangan hormon dan menstruasi," kata Dr. Frizar Irmansyah, SpOG dari RS Pertamina Jakarta. Ketika seorang wanita kekurangan berat badan, hormonnya berhenti bekerja dengan benar. Akibatnya siklus menstruasi pun jadi tak teratur. Lebih parah lagi siklus itu bisa saja berhenti.

Dengan siklus yang tak teratur itu tentu saja perempuan jadi sulit hamil. "Kalau pun hamil, perempuan dengan berat badan kurang, janin yang dikandungnya akan mengalami pertumbuhan kurang optimal," sebut Susana, STP, MSc, PD Eng, Head of Nutrifood Researc Center Division yang banyak meneliti soal berat badan seimbang.

Orang yang terlalu kurus juga berisiko menderita osteoporosis dan patah tulang. Laporan dari National Osteoporosis Society Inggris menyatakan bahwa kejadian osteoporosis meningkat di kalangan perempuan muda. Khususnya yang punya berat badan kurang atau menderita anoreksia.

Ada satu lagi bahaya penyakit gara-gara berat badan kurang. Riset terakhir di Amerika Serikat meriview ribuan pasien dimensia. Hasilnya menyimpulkan bahwa orang dengan tubuh terlalu kurus mengalami peningkatan risiko dimensia dalam berbagai bentuk hingga 36 persen.

Menurut Dr. Michael Freedman dari NYU Langone Medical Center, AS, dimensia merupakan prekusor penyakit Alzheimer's. Penyakit ini bukan hanya menyebabkan kita kehilangan memori tapi juga kehilangan nafsu makan.

Berita Rekomendasi

"Bagian otak yang bertanggung jawab memberi nafsu makan pada tubuh kita rusak sehingga kimiawi yang membuat kita merasa lapar tidak lagi diproduksi. Itu sebabnya mereka jadi berhenti makan," katanya. "Penurunan berat badan adalah gejala yang sangat penting," kata Freedman.

Tags:
Sumber: Sehat News
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas