Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gigi Gingsul Bertahan Hingga Usia 18 Tahun. Apa Solusinya?

Penyebab gingsulnya tersebut merupakan gigi yang telah ada sejak saya berusia 4 tahun.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gigi Gingsul Bertahan Hingga Usia 18 Tahun. Apa Solusinya?
TRIBUN JOGJA
Gigi gingsul Yaeba 

Pertanyaan Pembaca

Permisi, dokter Anastasia. saya Nur Irfan Pangestu, berusia 18 tahun. Saya bukan perokok maupun pengkonsumsi rutin kopi/teh.

Masalahnya, kondisi gigi depan saya bertumpuk, Dok..  Dan penyebab gingsulnya tersebut  merupakan gigi yang telah ada sejak saya berusia 4 tahun.

Nah, pertanyaan saya, apakah masih bisa di cabut? Jika memungkinkan, apakah bisa di rapikan juga seperti gigi normal lainnya? Dan, terkait pilihan pencabutan, apakah ada pengaruhnya dengan mata saya semisal kebutaan?

Maaf, Dok.. selain itu, di bagian atas samping gigi saya juga ada gigi gingsulnya.

Menurut dokter, berapa kisaran biaya pembetulan gigi yang saya harus siapkan nantinya?

Terimakasih, ya Dok.. (Nur Irfan Pangestu, 18 tahun)

Berita Rekomendasi

 
Jawaban:

Dear Kak Nur Irfan Pangestu yang baik,
Terimakasih atas pertanyaannya, yea..

Saya bersyukur mendapati bahwa Kakak merupakan salah satu anak muda yang memilih cara hidup yang bebas dari rokok. Tetaplah begitu hingga usia senja kelak, yea Kak.. Saya bangga atasmu andai Kakak bisa berkomitmen setia untuk itu sepanjang usia Kakak.
Juga, bahwa Kakak tidak rutin mengkonsumsi kopi maupun teh. Mudah-mudahan lebih memilih rutin mengkonsumsi air putih setidaknya 8 gelas sepanjang hari, yea.

Nah terkait keluhan Kakak, apakah Kakak pernah mengkonsultasikan kondisi gigi-geligi Kakak ini ke dokter gigi, sebelum ini? Bila "pernah", apakah Beliau telah merekomendasikan dilakukannya tahapan pemeriksaan foto Rontgen yang menghasilkan tampilan susunan semua gigi serta jaringan sekitarnya (phanoramic Rontgen photo)? Andai "iya", apakah Kakak masih menyimpan foto hasil Rontgen tersebut? Sebab akan lebih memudahkan bagi saya andai saat ini saya membahas kasus Kakak sambil mempelajari hasil foto Rontgen tersebut, Kak..

Andai kondisi gingsul di bagian depan tersebut merupakan kondisi yang telah ada sejak Kakak berusia 4 tahun, saya menduga, gigi gingsul tersebut merupakan jenis gigi susu. Bila terletak di rahang atas, maka setidaknya gigi permanen penggantinya telah bererupsi cukup dini di usia 4  tahun tanpa diawali oleh tanggalnya gigi susunya, menghasilkan kondisi gigi bertumpuk pada bagian tersebut. Juga pada gigi gingsul bagian samping yang Kakak alami. Tetapi bisa juga ia merupakan sebuah anomali pertumbuhan gigi berlebih. Bukan merupakan gigi susu.

Sejujurnya saya pun belum dapat mengetahui dengan pasti kondisi kedua gigi gingsul tersebut. Kondisi fisik sang gigi, termasuk jaringan pendukung sekitarnya. Juga belum mengetahui apakah gigi permanen penggantinya benar-benar telah bererupsi ataukah tidak, bila gigi gingsul tersebut merupakan jenis gigi susu. Dan andaipun tidak bererupsi ke dalam rongga mulut, kemungkinannya bisa karena benihnya memang tidak ada. Ataupun ada, tetapi terpendam.

Andai anomali yang dikeluhkan terutama mengait soal penampilan, maka pilihan tindakan perapian susunannya dapat direncanakan tanpa maupun dengan pencabutan gigi. Hal ini dengan memperhitungkan ketersediaan ruang yang ada, besaran lengkung ideal gigi yang direncanakan, dibanding total ukuran lebar mesio-distal seluruh gigi yang ada.

Dan andai pencabutan merupakan salah satu tahapan yang direncanakan, maka pilihan gigi yang hendak dicabut juga memperhatikan beberapa aspek pertimbangan. Umumnya, andai ada gigi susu, maka gigi susulah yang dipilih untuk dicabut. Mengingat struktur gigi susu yang umumnya tidak sekokoh gigi permanen.

Kakak bisa berkonsultasi langsung ke dokter gigi umum maupun langsung ke dokter gigi Spesialis Ortodontik untuk dapat dilakukan pemeriksaan dan perhitungan yang lebih akurat dan teliti, sehingga dapat dibuatkan tahapan rencana perawatan yang paling sesuai.

Terkait ketakutan Kakak bahwa pencabutan gigi di rahang atas dapat menyebabkan terjadinya kebutaan, saya pernah membahas hal ini dalam artikel tanya jawab soal kesehatan gigi dan mulut di tribunnews.com beberapa waktu lalu, Kak.. Silakan kembali menyimaknya.

Pada prinsipnya, tidak ada yang perlu terlampau dikhawatirkan, yea Kak.. Setiap sel di raga kita saling mengait secara langsung maupun tidak. Setiap dokter niscaya akan bekerja secara professional, procedural, dan senantiasa memberikan pelayanan sebaik mungkin. Insya Allah. Doakan pula, agar pertolongan serta kasih Tuhan senantiasa melimpah dan mengalir melalui segala upaya terbaik sang dokter, demi kesehatan kita.  Kedua, bekerja samalah dengan baik, yea Kak.. demi optimalisasi hasil tahapan perawatan yang telah dijadualkan.

Demikianlah penjelasan saya, Kak.. semoga dapat dipahami dengan mudah dan mampu memberikan manfaat, yea.. Salam sehat dari saya pribadi untuk Kakak dan seluruh keluarga Kakak..

drg. Anastasia Ririen Pramudyawati.

Bagi pembaca yang ingin melakukan konsultasi masalah dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com. Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas