TRIBUNNEWS.COM - Menertibkan dan mendisiplinkan dengan hukuman fisik berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan saat mereka dewasa nanti.

Demikian hasil penelitan para peneliti dari University of Manitoba in Winnepeg, Kanada, seperti yang diwartakan Medical Daily, Senin (15/7/2013).

Dalam penelitian tersebut, para peneliti bermaksud mencari hubungan antara hukuman fisik dengan masalah kesehatan fisik pada anak.

Sebagai objek penelitian adalah data dari National Epidemiological Survey on Alcohol and Related Conditions pada tahun 2004. Sebanyak 34.226 partisipan, usia 20 ke atas, diteliti dalam studi tersebut.

Beberapa pertanyaan yang dilayangkan di antaranya seberapa sering responden mendapat hukuman fisik sewaktu kecil.

Selain itu, mereka juga diminta mendeskripsikan kondisi kesehatan fisik mereka saat ini sesuai delapan keadaan yang diberikan seperti apakah sedang menderita penyakit kardiovaskular, rematik, atau mengalami obesitas.

Para peneliti menganggap mereka yang dihukum secara fisik adalah responden yang menjawab "kadang-kadang dan sering".

Penelitian tersebut menunjukkan 24 persen responden yang sering mendapatkan hukuman fisik saat kecil mengalami obesitas. Sementara 35 persen menderita rematik.

"Anak memang perlu didisiplinkan, tapi itu bukan berarti harus menggunakan hukuman fisik," ujar Tracie Afifi, pemimpin penelitian tersebut.

Meski tidak ditegaskan apa penyebabnya, penelitian tersebut menunjukkan kekerasan fisik bisa menjadi satu faktor penentu kondisi fisik anak di masa dewasanya nanti.  

Daniel Ngantung