50 Persen Penderita Kanker Serviks Tak Tertolong
Tiap tahun ditemukan 15.000 kasus atau tiap 41 kasus terjadi setiap harinya. Diketahui 53,5 persen penderitanya meninggal.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, kanker serviks merupakan jenis kanker paling mematikan kedua pada perempuan di Indonesia, setelah kanker payudara.
Tiap tahun ditemukan 15.000 kasus atau tiap 41 kasus terjadi setiap harinya. Data Kementerian Kesehatan diketahui 53,5 persen penderitanya meninggal.
Meskipun sangat berbahaya namun dapat dicegah dan disembuhkan total asalkan belum terlambat. Masalahnya adalah sekitar 75%-80% kasus yang terjadi pasien datang terlambat.
"Akibatnya kesembuhan juga semakin kecil dan juga akan ada implikasi dari sisi biaya mengingat obat-obatan kanker itu sangat mahal," dr Adi Sasongko, Direktur Layanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana (YKB), organasasi yang punya perhatian terhadap kanker serviks, Kamis (27/2/2014).
Terdorong penyelesaian masalah ini, YKB dan nternational Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), sebuah organisasi nirlaba yang beranggotakan 24 perusahaan farmasi multinasional berbasis riset yang beroperasi di Indonesia, meluncurkan program Pemberdayaan Perempuan dalam Pencegahan Kanker Serviks.
"Tujuannya meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para wanita, terhadap bahaya penyakit tersebut. Program yang telah dimulai sejak November 2013 ini dilaksanakan di 3 wilayah Jakarta, yaitu Jakarta Timur, Selatan, Utara dan juga wilayah Bekasi Barat di mana terdapat klinik-klinik YKB, dengan warga kurang mampu sebagai target sasarannya," kata Lutfhi Mardiansyah, Ketua IPMG.
Lutfhi menambahkan, melalui program itu wanita yang tinggal di sekitar wilayah klinik dapat melakukan tes Pap smear dan konseling secara gratis. Dalam jangka waktu satu tahun, 2000 wanita di sekitar klinik-klinik YKB ditargetkan untuk melakukan deteksi kanker melalui program ini.
IPMG menyediakan dana untuk 1 tahun mulai dari November 2013 hingga November 2014 yang digunakan untuk menutupi 50 persen biaya tes skrining Pap smear yang dilakukan di seluruh klinik YKB.
“Tes skrining merupakan metode yang penting dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks. Sayangnya, di beberapa wilayah, masih banyak wanita yang tidak mampu melakukannya karena keterbatasan biaya dan IPMG membantu mereka dengan membuka akses untuk melakukan tes dengan biaya terjangkau,” tambah Lutfhi.
Biaya tes skrining Pap smear di klinik-klinik milik YKB adalah Rp. 75.000,- per orang dan melalui kerja sama ini, IPMG akan menanggung 50 persen dari total biaya tersebut, sehingga setiap pasien dapat mengakses layanan pemeriksaan Pap smear hanya dengan membayar Rp. 35.000,-