95 Persen Siswi Sekolah Membolos karena Malu Sedang Menstruasi
Fasilitas toilet yang kurang memadai, dicampur dengan rasa takut dan malu turut memengaruhi sikap membolos sekolah saat anak cewek sedang menstruasi.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Kurangnya pengetahuan tentang datang bulan atau mensturasi dapat menghambat proses pengembangan diri perempuan.
Menanggapi hal tersebut, UNESCO bekerjasama dengan Procter & Gamble (P&G) Always melansir publikasi "Puberty Education and Menstrual Hygiene Management".
Publikasi ini berupaya untuk membantu mengatasi ketidaktahuan dan rasa malu yang dirasakan jutaan remaja perempuan saat mengalami masa-masa awal menstruasi di masa pubertas.
"Anak-anak perempuan yang takut untuk pergi ke sekolah selama menstruasi memiliki kesempatan lebih sedikit untuk tumbuh menjadi wanita yang diberdayakan sepenuhnya," ungkap Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (1/4/2014).
Dalam riset Oxford University (2009), disebutkan 95 persen anak perempuan dilaporkan tidak masuk sekolah karena menstruasi. Alasan yang sama juga menyebabkan 39 persen anak perempuan di Etiopia mengalami penurunan performa di sekolah.
Fasilitas toilet yang kurang memadai di sekolah, dicampur dengan rasa takut dan malu turut memengaruhi rasa nyaman mereka saat beraktivitas di sekolah.
"Diperkirakan 50 juta anak perempuan memasuki masa puber setiap tahunnya. Ini adalah tahap kehidupan kritis di mana mereka membutuhkan dasar-dasar pengetahuan dalam pengelolaan kebersihan, pengembangan diri, dan membangun kepercayaan diri," kata Edgar Sandoval, Vice President, Global Feminine Care, P&G.
Irina mengatakan publikasi ini merupakan langkah penting dalam menggerakan dukungan global yang diperlukan untuk kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam pendidikan.
"Kita harus menggerakan para pendidik, pembuat kebijakan, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung pendidikan pubertas dan pengelolaan kebersihan saat menstruasi, unsur yang sangat diperlukan dalam upaya untuk mencapai kesetaraan gender dan akses terhadap pendidikan yang baik bagi semua peserta didik," katanya.
Daniel Ngantung