Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kekuatan Otot Anak Pengaruhi Konsentrasinya

Masalah kesulitan belajar karena anak susah konsentrasi bukan sekedar aspek kognitif saja.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kekuatan Otot Anak Pengaruhi Konsentrasinya
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah kesulitan belajar karena anak susah konsentrasi bukan sekedar aspek kognitif saja. Tapi, banyak faktor yang membuat anak sulit belajar termasuk anak bermasalah dengan kekuatan ototnya.

Psikolog Indun Lestari Setyono MPsi, mengutip konsep teori Vallet, perkembangan kekuatan otot-otot untuk bertahan pada posisi tertentu, dibutuhkan untuk bisa fokus menerima informasi yang akan menjadi materi pembelajaran yang dibutuhkan setiap orang. Mengikuti perkembangan pergerakan anggota tubuh mulai dari bayi sampai kemampuan perkembangan sosialnya.

Dibutuhkan perkembangan yang runut sejak bayi sampai mulai bisa berjalan. Bayi yang sudah bisa duduk, kemudian merangkak, berlari, melempar, dan melompat. Ada tahapan yang terlewati, akan membuat perkembangan tulang punggung menjadi terganggu dan sebabkan anak tidak betah duduk mendengarkan guru menerangkan.

"Anak enggak bisa diam di kelas, bicara, jalan-jalan membuat tidak focus belajar. Karena dia tidak bisa pas duduknya, jadi tidak betah jadi tidak konsentrasi," kata Indun saat menjadi pembicara dengan tema "kesulitan belajar akibat gangguan konsentrasi" di Hotel Harris, belum lama ini.

Indun menyarankan, jika mendapati anak seperti itu, bisa dilihat apakah saat bayi anak langsung berjalan tanpa merangkak atau tidak. Coba dilatih dengan balok keseimbangan, agar anak seperti berjalan di titian. Pada anak yang punya gangguan keseimbangan, akan kesulitan berjalan di balok tersebut. Anak tersebutpun akan sulit menggunting dengan lurus serta membuat garis lurus.

Selain melatih anak berjalan di balok, bisa juga latihan menangkap dan mendribel bola. Jika dengan latihan tersebut bisa dilakukan, seringkali gangguan konsentrasi bisa teratasi. Karena anak bisa duduk dengan tenang kembali.
Terapi tersebut bisa efektif pada usia sekolah dasar. Namun seringkali gangguan konsentrasi bisa terjadi pada orang dewasa karena tidak terdeteksi. Cara yang bisa dilakukan dengan yoga atau pilates. (Lis)

Berita Rekomendasi
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas