Indonesia Kekurangan Penyuluh KB
khususnya di kawasan Indonesia timur yang belum terjangkau penyuluh KB maupun PLKB
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal menilai minimnya tenaga penyuluh keluarga berencana maupun petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) menjadi salah satu faktor kurang gregetnya program keluarga berencana.
Masih banyak di daerah, khususnya di kawasan Indonesia timur yang belum terjangkau penyuluh KB maupun PLKB, jumlah anak dari pasangan usia subur bisa empat atau lima anak.
"Ada korelasi antara jumlah penyuluh KB dengan jumlah kelahiran pasangan. Saat di daerah jarang ada penyuluh, masyarakat setempat mempunyai banyak anak," kata Fasli di kantornya, Jumat (2/5/2014).
Jika mengacu angka ideal, seharusnya seorang penyuluh KB mempunyai dua binaan sehingga dibutuhkan setidaknya 40 ribuan penyuluh. Namun saat ini yang ada hanya sekitar 22.481 orang sehingga masih kurang 18 ribu lebih.
"Kami sudah mengajukan untuk menambah jumlah penyuluh sebanyak 3.000 orang agar bisa lebih mendekati angka ideal," kata Fasli.
Berkurangnya jumlah penyuluh KB ini dipicu penyuluh memasuki masa pensiun, mutasi ke satuan kerja lain di lingkungan Pemda ataupun mendapatkan promosi.
"Berkurangnya jumlah penyuluh tanpa diimbangi perekrutan akan membuat pencapaian program sasaran sulit tercapai," katanya.