BAB Kurang Dari Tiga Kali Seminggu Bisa Menyebabkan Kanker
Jangan pernah menyepelekan susah Buang Air Besar (BAB) yang dikenal sembelit atau konstipasi.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jangan pernah menyepelekan susah Buang Air Besar (BAB) yang dikenal sembelit atau konstipasi. Jika tidak segera di tangani akan menyebabkan komplikasi bahkan kanker.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam - Sub Spesialis Pencernaan RSCM Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB menjelaskan konstipasi adalah gejala BAB yang tidak memuaskan. Hal tersebut yang ditandai oleh buang air besar kurang dari tiga kali dalam satu minggu atau kesulitan dalam evakuasi feses akibat feses yang keras.
"Walaupun BAB bentuknya normal, tapi apabila masih kurang dari tiga kali dalam satu minggu harus diwaspadai konstipasi," ungkap dia disela-sela peluncuran website bebassembelit.com hari ini di jakarta..
Ari menjelaskan jika mengalami konstipasi sebaiknya langsung ditangani. Sebab, apabila tidak diatasi kotoran akan membentuk kerak di dinding usus dan bersifat racun akan menyebabkan peradangan hingga menyebabkan komplikasi seperti polyps, dyspepsia, diverticulosis atau kantung diusus, ambeien, bahkan kanker.
Faktanya, wanita lebih sering mengalami konstipasi dibanding laki-laki. Ada banyak faktor risiko penyebab terjadinya sembelit. Seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan yang kurang, diet rendah serat, depresi, riwayat pelecehan seksual, hingga penggunaan obat-obatan.
Ari menyebutkan obat-obat tersebut adalah obat rematik, antasida (obat maag), suplemen zat besi, suplemen kalsium, dan antidiare. Bahkan, Beberapa obat untuk para lanjut usia juga membuat sembelit.
"Untuk itu, asupan air minum yang cukup, makann makanan berserat minimal 25 gram sehari, dan aktivitas fisik harus tetap terjaga untuk mencegah sembelit. Mengatur kebiasaan BAB, dan juga menghindari obat-obatan yang menyebabkan konstipasi," jelas dia.