Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bolehkah Pasien Hepatitis Berpuasa?

Bolehkah pasien hepatitis berpuasa? Ini dia penjelasannya.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Bolehkah Pasien Hepatitis Berpuasa?
Medicastore
Hepatitis 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konon katanya, hati adalah organ manusia yang memiliki 500 fungsi penting bagi tubuh. Tidak diketahui pasti keseluruhan fungsi tersebut, namun yang pasti hati berperan penting dalam kaitannya dengan ketersediaan energi bagi tubuh.

Seperti diungkapkan Konsultan Gastroenterohepatologi RSCM, Irsan Hasan, hati juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan energi.

"Karbohidrat yang kita konsumsi akan diolah menjadi gula darah atau glukosa sebagai sumber energi. Glukosa yang tidak terpakai oleh tubuh nantinya akan disimpan dalam bentuk glikogen di hati. Inilah yang membuat kita bisa tetap berenergi saat berpuasa," jelasnya saat diskusi media seputar hepatitis yang digelar Soho Global Health, Selasa (15/7/2014) petang.

Maka bukan tidak mungkin bila hati tidak bekerja dengan baik, kemungkinan besar ibadah puasa akan terganggu. Menurunnya fungsi hati bisa karena berbagai faktor, salah satunya penyakit hepatitis atau peradangan hati yang disebabkan oleh virus.

Lalu muncul sebuah pertanyaan: apakah pengidap hepatitis boleh menjalankan ibadah puasa?

Menurut Irsan, tidak ada larangan bagi pasien hepatitis untuk melaksanakan ibadah puasa selama hepatitisnya belum sampai pada tahap sirosis derajat C.

Ia menjelaskan sirosis adalah kondisi munculnya "jerawat" pada permukaan hati yang menandakan hepatitis sudah cukup parah. Tingkat keparahan sirosis terbagai menjadi dua derajat, yakni B dan C.

Berita Rekomendasi

"Derajat B ditandai dengan perut yang membuncit seperti ibu hamil. Sementara pada sirosis C, gejala yang muncul adalah warna mata menjadi kekuningan," jelas Irsan. Pasien hepatitis dengan sirois C yang memaksakan diri untuk berpuasa ditakutkan akan "ambruk" karena tidak memiliki cadangan energi.

Pada kasus yang sering ia temui, pasien yang nekat akan merasa biasa saja saat melaksanankan ibadah puasa di minggu pertama. Namun saat memasuki minggu kedua, pasien mulai gampang merasa lelah, hingga akhirnya pingsan. (Daniel Ngantung)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas