Pengasuh Penderita Alzheimer Bisa Terancam Depresi
PENYAKIT Alzheimer ternyata tidak hanya berbahaya bagi penderitanya, melainkan juga bagi caregiver alias pengasuhnya.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ekasanti Anugraheni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - PENYAKIT Alzheimer ternyata tidak hanya berbahaya bagi penderitanya, melainkan juga bagi caregiver alias pengasuhnya. Jika tidak siap, bukan tidak mungkin malah sang pengasuh yang mengalami stres atau depresi.
Executive Director Alzheimer Indonesia, DY Suharya mengatakan, penderita alzheimer cenderung memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pengasuhnya. "Kerabat dan pengasuh harus siap, karena seperti merawat orang dewasa yang mentalnya seperti bayi," ujar Suharya, Rabu (13/8/2014) siang.
Ia mengatakan, situasi tersebut menimbulkan tekanan mental yang berat bagi pengasuh. Mereka juga harus siap dituduh melakukan berbagai hal buruk, akibat penurunan daya ingat penderita.
Apalagi, pada tahap tertentu, penderita juga bisa mengalami halusinasi dan kesalahan indera.
Sayangnya, Suharya menilai, gejala yang dialami penderita Alzheimer kerap dimaklumi sebagai penyakit khas orang tua. "Karena itu kami kampanye Jangan Maklum dengan Pikun," kata dia.
Di Yogyakarta, kelompok Alzheimer Indonesia berencana mengadakan event gerak jalan dan senam gerak latih otak pada 12 Oktober mendatang. Gerakan serupa juga akan dilangsungkan di Jakarta dan Semarang.
Alzheimer merupakan penyakit yang bisa membawa dampak mematikan bagi penderitanya dalam jangka panjang. Kerusakan di otak diawali pada bagian tertentu, kemudian menyebar ke bagian lain. Selain halusinasi, penderita juga bisa mengalami gangguan keseimbangan dan koordinasi.
Pada tahap akhir, bagian otak yang mengatur pernapasan dan detak jantung ikut diserang.
Di samping itu, DY berharap agar gerakan lain yang lebih berkesinambungan juga bisa diadakan di kota ini. Bentuknya bisa berupa kelompok sharing sesama pengasuh. Dari situ, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih kondusif dan produktif bagi hidup penderita.
"Bisa memanfaatkan Posyandu Lansia yang aktif di sejumlah daerah," kata dia. (nbi)