Warga Yogya Malu Jalani Pap Smear
Kasus kanker leher rahim (serviks) DIY menempati urutan tertinggi nasional.kendala utama minimnya minat wanita untuk pap smear adalah rasa malu
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kasus kanker leher rahim (serviks) DIY menempati urutan tertinggi nasional. Karenanya, Pemda DIY dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mendorong upaya deteksi dini kanker serviks melalui tes pap smear.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSUP dr Sardjito, dr Ova Emilia mengatakan, partisipasi warga untuk tes pap smear masih minim. Akibatnya, pasien yang masuk rumah sakit mayoritas sudah stadium tinggi. Jika demikian, peluang kesembuhannya makin kecil.
Dokter Ova mengungkapkan, kendala utama minimnya minat wanita untuk pap smear adalah rasa malu dan takut. "Mereka malu pap smear, karena mereka kan harus membuka organ intimnya di hadapan dokter. Kedua, takut jika ketahuan mengidap penyakit," ujar dr Ova, Kamis (4/9/2014).
Hal itu dibenarkan oleh Aktivis Yayasan Kanker Indonesia DIY, Ir KRAy Hj Setianingsih Moerwengdiyah. Ia pribadi pernah membatalkan pemeriksaannya karena malu. Saat itu ia kaget ternyata perawatnya pria. "Ini yang harus dijelaskan, bahwa tes pap smear ini ditangani sepenuhnya oleh perempuan," kata wanita yang akrab disapa Ibu Anglingkusumo itu.
Upaya YKI DIY menggiatkan pap smear di kawasan pasar tradisional juga terhambat hal seperti itu. Ibu-ibu pedagang pasar tersebut enggan mengikuti tes. "Isin aku," tutur Wakil Ketua Yayasan YKI DIY Sunarsih Sutaryo menirukan ucapan pedagang pasar yang diajak mengikuti tes pap smear.
Padahal, kanker serviks menempati urutan pembunuh wanita terganas setelah kanker payudara. Data organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menyebutkan, diperkirakan ada 500 ribu pengidap kanker serviks setiap tahunnya di dunia. Khusus di Indonesia, sedikitnya terjadi 20 kasus kematian akibat kanker serviks pe rharinya. Lebih ironis, DIY menduduki peringkat tertinggi prevalensi kankernya se-Indonesia. Adapun prevalensi kanker DIY 4,1 dari 1.000 penduduk (4,1 permil).
Gratis
Kepala Divisi Regional Jateng & DIY BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari menjamin, seluruh peserta BPJS bisa mendapatkan layanan pap smear gratis. Saat ini, ada 2.175.540 peserta BPJS di seluruh DIY atau setara 62,9 persen dari total penduduk DIY. Para peserta yang terdaftar bisa mendapatkan berbagai layanan kesehatan termasuk tes pap smear gratis di Puskesmas, klinik, dokter, rumah sakit maupun instansi kesehatan lain yang menyediakan fasilitas deteksi dini kanker serviks.
"Biaya tes pap smear ini sekitar Rp80 ribu. Bagi peserta BPJS bisa mendapatkan layanan gratis. BPJS siap menanggung pembiayaan termasuk untuk tindakan medis berikutnya jika terdeteksi positif kanker," ujar Andayani.
Adapun YKI DIY juga membuka layanan pemeriksaan pap smear setiap hari Selasa dan Kamis pukul 14.00-16.00 serta Sabtu pukul 10.00-12.00. Hasil tes pap smear ini akan menjadi referensi untuk melakukan tindakan medis berikutnya. "Kalau ketahuan pada tahap awal, masih bisa disembuhkan," imbuh dr Ova.
Dokter Ova juga meminta masyarakat cerdas menanggapi banyaknya layanan pap smear dan pengobatan alternatif dari lembaga nonmedis. Tes-tes yang dilakukan masih dipertanyakan akurasinya. "Kalau salah deteksi. Sudah kanker tapi dinyatakan negatif kan bahaya. Kondisinya bisa tambah parah," ujar dr Ova.
Beberapa pengobatan herbal memang bisa membantu memperbaiki kondisi pasien. Namun, bukan berarti pasien boleh meninggalkan pengobatan medis. Jika demikian, kondisi kanker bisa makin parah. (esa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.