Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Obat Berkualitas di Indonesia Masih Jadi Impian

Jaminan dan perlindungan akses akan obat yang berkualitas dengan harga yang murah agaknya masih menjadi impian bagi rakyat Indonesia

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Obat Berkualitas di Indonesia Masih Jadi Impian
net
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaminan dan perlindungan akses akan obat yang berkualitas dengan harga yang murah agaknya masih menjadi impian bagi rakyat Indonesia tidak terkecuali bagi kelompok ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS).

Dari informasi yang dikumpulkan oleh kelompok #ODHABerhakSehat, banyak ODHA yang mengalami kesulitan mengakses obat murah dikarenakan obat yang beredar di pasaran saat ini mayoritas obat versi patent dengan harga yang mencekik leher.

“Banyak ODHA bergantung pada pembiayaan JKN. Beberapa obat yang dibutuhkan oleh ODHA itu tidak ditanggung oleh JKN dikarenakan obatnya mahal dan belum tersedia versi generiknya yang murah," kata Ayu Oktariani, public campaigner Kelompok #ODHABerhakSehat kepada wartawan, Rabu (4/3/2015).

Bahkan, terkadang harus ke Thailand untuk bisa membeli obat versi generic yang harganya hanya 10% dibanding versi paten yang beredar di Indonesia.

“Saya hampir 3-4 bulan sekali pasti membeli stok obat bagi saya dan teman-teman di Thailand karena disana tersedia versi generiknya," kata
Aditya Wardhana, jubir Koalisi Obat Murah yang juga menjabat sebagai direktur eksekutif LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC).

Ia menceritakan, obat jantung yang dibelinya di Indonesia seharga Rp 160 ribu per butir sementara disana versi generiknya hanya Rp 20 ribu per butir.

"Dengan konsumsi saya 2 butir perhari, selisihnya bisa Rp 8,5 juta sebulan. Sementara obat ini mesti kami konsumsi seumur hidup” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Kondisi senada terkait dengan ketiadaan obat versi generik juga dihadapi oleh banyak pasien penyakit lainnya seperti kanker, hepatitis, jantung, HIV, lupus, diabetes, hipertensi paru dan banyak penyakit lain.

"Untuk beberapa kasus rare disease, ketiadaan obat makin menjadi persoalan karena perhatian pemerintah akan obat murah bagi penyakit dengan jumlah pengidap sedikit masih sangat kurang," katanya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas