Kematian Mendadak Yanni Libels dan Hikmah Mencegah Serangan Jantung Berujung Maut
Kematian mendadak penyanyi Yanni Libels memberi pelajaran agar sadar pencegahan serangan jantung yang berpotensi maut.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Umur, jodoh dan takdir semuanya memang di tangan Allah. Manusia hanya berikhtiar dan berusaha untuk menjaga kesehatan.
Kepergian mendadak artis Yanni Libels atau Yanni Djunaeidi menjadi pelajaran buat kita semua. Melihat informasi yang didapat dari media memang dugaan kuat penyebab meninggalnya almarhum Yanni adalah karena serangan jantung.
Memang serangan jantung atau stroke merupakan penyebab utama kematian mendadak karena sakit. Dugaan adanya serangan jantung sebagai penyebab juga didukung adanya riwayat keluhan sesak napas dan nyeri dada sebelumnya. Sebenarnya ia sudah diminta oleh istri dan rekan dan sahabatnya untuk kontrol ke dokter tetapi belum bersedia dan menganggap keluhan tersebut hal yang biasa.
Sesak napas tanpa atau disertai nyeri dada yang berhubungan dengan aktifitas, misal setelah naik tangga atau berjalan jauh terasa sesak, harus diduga gangguan pada jantung sebagai penyebabnya.
Ini hikmah pertama yang harus menjadi pelajaran buat kita semua. Keluhan yang baru muncul ketika umur kita di atas 40 tahun merupakan suatu tanda ada yang tidak beres di dalam tubuh kita yang perlu evaluasi segera.
Bagi orang yang memang tidak ada risiko untuk terjadinya sakit jantung dianjurkan untuk check up setelah umur diatas 40 tahun. Bahkan check up harus dilakukan lebih awal jika kita mempunyai faktor risiko.
Dengan check up kita bisa mendeteksi adanya penyakit atau gangguan kesehatan yang memang hanya bisa ditemukan melalui check up.
Kita juga harus paham sebenarnya tidak ada proses penyakit yang terjadi tiba-tiba tetapi manifestasi klinisnya bisa tiba- tiba, cuma masalahnya gangguan kesehatan harus diidentifikasi dengan pemeriksaan, sehingga check up merupakan hal penting yang harus rutin dilakukan, sehingga kita tidak akan terkejut bila ada kematian mendadak yang terjadi disekitar kita.
Sebenarnya apapun gangguannya termasuk juga gangguan perncernaaan sepeti nyeri ulu hati atau kembung (begah) yang baru dirasakan ketika umur kita diatas 40 tahun juga merupakan keluhan yang harus segera dievaluasi.
Beberapa faktor risiko dari penyakit jantung koroner antara lain berusia lebih dari 40 tahun, kegemukan atau obesitas, merokok, hipertensi, kolesterol tinggi atau hiperkolesterol, hipertrigliserida, penyakit kencing manis atau DM, riwayat keluarga dengan sakit jantung, kurang olah raga rutin dan stres.
Kita juga mengetahui bahwa faktor risiko jantung koroner tersebut ada yang bisa kita cegah agar kita terhindar dari serangan jantung.
Hikmah yang kedua yang bisa ditarik dari peristiwa ini adalah bahwa almarhum Yanni meninggal di bandara Soekarno Hatta setelah turun dari pesawat dan di toilet. Saya rasa ada orang lain yang yang berada disekitar almarhum saat itu yang mengetahui beliau jatuh. Informasi yang didapat di media bahwa saat jatuh ada petugas cleaning service yang ada di dekat beliau.
Sangat penting para petugas bandara termasuk para petugas kebersihan untuk dilatih secara rutin mengenai bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support atau resusitasi jantung paru (RJP). Karena bisa saja sewaktu-waktu ada penumpang pesawat yang tiba-tiba jatuh karena serangan jantung, bantuan hidup dasar paling tidak bisa dilakukan untuk menolong korban yang jatuh tersebut.
Masalahnya masyarakat kita tidak terlatih untuk melakukan bantuan hidup dasar. Apalagi saya melihat sudah tersedia alat kejut jantung (AED/Automated External Defibrillator) di beberapa tempat di bandara Soekarno Hatta. Rasanya juga sudah ada petugas nonmedis yang dilatih untuk menggunakan alat tersebut. Latihan bantuan hidup dasar mustinya meliputi semua orang yang bekerja di bandara tersebut termasuk para petugas cleaning service.
Pelatihan inipun harus rutin dilakukan setiap 2 tahun sekali. Karena memang ada program bantuan hidup dasar yang dapat diberikan oleh awam. Berbagai organisasi profesi kedokteran termasuk institusi pendidikan dan rumah sakit besar biasanya mempunyai program pelatihan bantuan hidup dasar untuk masyarakat umum.
Sekali lagi umur memang rahasia Allah kita manusia hanya bisa berusaha untuk hidup sehat, check up jika telah berumur diatas 40 tahun, atau jika dengan faktor risiko lakukan check up lebih awal, segera berobat ke dokter jika ada keluhan yang terjadi terutama sesak napas setelah beraktifitas.
Masyarakat umum terutama yang bekerja di tempat-tempat keramaian seperti bandara atau mal harus dilatih untuk memberikan bantuan hidup dasar agar jika menjumpai seseorang yang jatuh dan tidak sadarkan diri bisa memberikan pertolongan awal.
Salam sehat,
Dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD
Praktisi kesehatan