Negara Afrika Ini Haramkan Rakyatnya Gunakan Krim Pemutih Kulit
Di budaya Afrika berkembang anggapan bahwa mereka yang punya kulit terang dinilai lebih cantik atau tampa
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNEWS.COM – Kementerian Kesehatan Pantai Gading melarang krim pemutih kulit karena alasan kesehatan.
Pernyataan yang dikeluarkan kementerian kesehatan menyebutkan semua krim pemutih yang mengandung merkuri, cortisone, vitamin A atau hydroquinone lebih dari 2% dilarang dijual.
Krim yang membuat kulit lebih terang tersebut sangat populer di kalangan wanita-wanita muda Afrika, juga di kalangan para pria, yang percaya bahwa krim pemutih membuat mereka tampil lebih cantik atau tampan.
Namun para pakar kesehatan mengatakan krim tersebut bisa menyebabkan kanker dan penyakit-penyakit lain.
"Jumlah orang yang terkena efek samping dari krim pemutih sangat besar," ujar Christian Doudouko, anggota otoritas farmasi Pantai Gading kepada kantor berita AFP.
Ahli penyakit kulit di Abidjan, Elidje Ekra, mengatakan krim ini juga bisa menyebabkan darah tinggi dan diabetes.
"Di budaya Afrika berkembang anggapan bahwa mereka yang punya kulit terang dinilai lebih cantik atau tampan ... anggapan ini yang membuat banyak anak-anak muda ingin punya kulit lebih terang dengan menggunakan krim pemutih," kata Ekra.
Krim pemutih kulit banyak dipakai di beberapa negara Afrika, terutama di Nigeria. Pemerintah Afrika Selatan sudah memberlakukan hukum yang sangat ketat terkait pemakaian krim pemutih dan melarang hydroquinone, salah satu bahan dalam krim tersebut, tapi lebih dari sepertiga wanita di negara ini masih menggunakannya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.