Pakai Pembalut yang Bisa Harumkan Miss V Wangi Berpotensi Picu Kanker Serviks
Pengetahuan wanita tentang pemakaian bahan kimia di area miss V penyebab kanker serviks ternyata masih rendah.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Pengetahuan wanita tentang pemakaian bahan kimia di area miss V penyebab kanker serviks ternyata masih rendah.
Sekretaris Tim Kanker RSUP Dr Kariadi, Semarang Dr dr T Mirza Iskandar, SpOg (K) Onk geleng-geleng kepala ketika mendapati pasiennya memakai gliter di selangkangan.
Gliter (bahan untuk merias badan) yang umumnya dipakai di badan agar lebih gemerlap, nyatanya dipakai di sekitar area miss V. Padahal bahan pembuat gliter terkandung bahan kimia yang bisa memicu terkena kanker serviks.
"Kalau Yuni Shara pakai gliter di badan kan wajar. Tapi pasien saya ini pakai gliter di selangkangan. Aneh kan? Siapa yang lihat coba? Ya, yang lihat cuma dr Mirzha," kata dokter Mirzha sembari tertawa.
Tak hanya soal gliter, wanita harus paham segala produk yang dipakai di area vagina di antaranya pencuci vagina, pembalut, dan tisu basah.
"Mengikuti gaya hidup boleh saja, asalkan tetap hati-hati mementingkan kesehatan. Ada yang pakai pencuci vagina agar tetap bersih padahal pencuci vagina bisa membuat lapisan vagina tipis. Vagina normal ada kuman sebagai pertahanan. Ketika penggunaan pencuci vagina, vagina semakin tipis dan kuman malah menyerang balik," ujarnya.
Begitu juga dengan pembalut wanita yang harus sering diganti. Setiap menstruasi darah yang keluar sebanyak 80-100 mililiter. Sekarang ini banyak produk yang menawarkan bisa menyerap hingga 150 mililiter sehingga masyarakat menganggap tidak ganti pembalut seharian tidak apa-apa.
"Ini yang harus diubah, bahwa memakai pembalut seharian itu tidak baik. Begitu juga dengan pembalut yang membuat vagina wangi, padahal itu juga mengandung bahan kimia yang bisa memicu kanker serviks," ujarnya.
Pemakaian tisu basah untuk membersihkan vagina juga harus dihindari. Selama ini, banyak wanita yang usai buang air kecil memakai tisu basah untuk membersihkannya. "Sebaiknya dibersihkan pakai air dan pakai tisu biasa. Tisu basah ada bahan kimianya," ujarnya.
Kesadaran wanita Indonesia untuk memeriksakan dini kanker serviks sangat rendah hanya lima persen. "Deteksi dini itu penting untuk pencegahan kanker serviks," kata dokter Mirza.
Mirza menambahkan kanker kandungan muncul berawal dari sistem reproduksi perempuan mencakup genital luar hingga genital dalam. “Bicara kanker dari kandungan terdapat beberapa jenis yaitu kanker ulva, vagina, serviks, indung telur. Penderita terbanyak memang kanker mulut rahim atau serviks. Tetapi sebenarnya yang paling mematikan adalah kanker indung telur,” katanya.