Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mendorong hasil-hasil riset yang Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes bisa diwujudkan dalam bentuk produk.

"Wujudkan hasil riset di laboratorium menjadi produk. Itu semangatnya. Jangan hanya sampai di laboratorium saja," kata Nila F Moeloek saat pembukaan simposium internatiosional ke-2 Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta, Selasa (14/9/2015).

Apalagi tahun 2013, kata dia, terdeteksi 23 penyakit yang berpotensi sebagai wabah.

Secara global tahun ini tiga penyakit di antaranya adalah TB, Malaria, dan HIV harus dikendalikan.

Untuk itu perlu penelitian, pengembangan produk, diteksi atau dianogsis, pencegahan berupa vaksin, dan obat untuk penyembuhan dan alat kesehatan.

Sejak tahun 2012 Indonesia telah memulai pendekatan litbang produk dalam bentuk konsorsium riset yang melibatkan akademisi, institusi penelitian pemerintah dan industri.

"Hasilnya Indonesia berhasil pengembangan bahan baku obat malaria Artemisinin dari tanaman Aetemisia annua yang diawali riset tanaman obat dan jamu," katanya.

Untuk pengobatan 2 juta kasus malaria di Indonesia ini, diperlukan Artemisinin 900 kilogram.

Ini dihasilkan dari 450 ton simplisia kering dan diperoleh dari 100 hektar tanaman artemisia annua.

Nila memastikan penambahan anggaran Kementerian Kesehatan sebesar lima persen, salah satunya diberikan ke Balitbang Kemenkes. (*)