Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Membaca 'Karakter' di Balik Cara Berjabat Tangan

Menurut pakar politik dari Universitas Columbia Tanisha Fazal, makna penting dari jabat tangan dimulai sejak abad pertengahan.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Membaca 'Karakter' di Balik Cara Berjabat Tangan
THINKSTOCK
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Jabat tangan merupakan kebiasaan yang berlaku universal.

Gerakan yang sederhana ini bisa memberikan informasi kuat kepada seseorang melebihi kata-kata.

Banyak fungsi dari jabat tangan, mulai dari membuka komunikasi secara formal, rekonsiliasi, mengucapkan selamat, hingga menyampaikan rasa empati.

Manfaat jabat tangan di era setiap orang sibuk dengan gadgetnya seperti saat ini bahkan lebih besar lagi.

"Mendorong orang untuk melakukan jabat tangan yang merupakan kontak fisik positif adalah hal yang baik, terutama di era virtual seperti sekarang," kata Joe Rock, psikolog dari Cleveland Clinic.

Jabat tangan bisa mengandung pesan tertentu. Saat bertemu dengan seseorang yang baru, melakukan jabat tangan beberapa detik akan memberikan kesan pertama yang baik.

Menurut pakar politik dari Universitas Columbia Tanisha Fazal, makna penting dari jabat tangan dimulai sejak abad pertengahan ketika persetujuan damai atau perjanjian-perjanjian belum banyak ditulis.

BERITA REKOMENDASI

"Diperlukan mekanisme untuk menyegel kesepakatan. Saat itu belum dipakai jabat tangan, tetapi sebuah sumpah.

Terkadang mereka bertukar tawanan, namun lebih sering ciuman perdamaian," kata Fazal.

Jabat tangan lambat laun berkembang menjadi semacam tanda pengesahan dari sebuah kesepakatan atas konflik. Tetapi kini fungsi dari jabat tangan melebihi hal itu.

"Jabat tangan bukan cuma melibatkan orang yang terlibat, tapi banyak orang.

Terjadi pertukaran budaya," kata Martin Schulz, pakar perilaku organisasi.


Setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda untuk berjabat tangan.

Jika menggunakan seluruh telapak tangan dan menggengam erat, itu merupakan jabat tangan dominan.

Sedangkan jika berjabat tangan dengan menahan telapak tangan, bisa memberi kesan kaku dan lemah. (Muthia Zulfa)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas