Kepala BKKBN Tegaskan Tahun 2030 Indonesia Harus Bebas AIDS
Pemerintah telah membuat peta waktu memperluas akses ke screening, pengobatan, dan pemantauan keberhasilan pengobatan
Editor: Eko Sutriyanto
"Upaya promosi dilakukan melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang bertujuan untuk merubah perilaku terutama perilaku yang berisiko. Disamping itu juga diperkuat dengan pengobatan, perawatan, dan pendampingan," katanya.
Untuk aspek perawatan difokuskan pada perluasan layanan, penyediaan tes diagnostik, dan memastikan ketersediaan obat ARV.
Bagi mereka yang sudah terinfeksi HIV, intervensi dilakukan dengan pemberian terapi ARV untuk mencegah kematian, memperpanjang hidup dan meningkatkan kualitas hidup.
"Mengingat HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang kompleks, maka penanganan harus dilakukan oleh berbagai pihak, baik lembaga maupun masyarakat," katanya.
Strategi Global yang diluncurkan oleh Sekretaris Jenderal PBB pada 26 September 2015 di New York, bertujuan untuk mencegah kematian pada wanita, anak-anak, dan remaja, diharapkan tercapai selama 15 tahun ke depan.
Hal tersebut diperlukan sebagai transformasi di bidang kesehatan dan pembangunan berkelanjutan serta untuk lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan untuk semua wanita, anak-anak dan remaja pada tahun 2030.
"Semua pihak harus sepenuhnya mendukung integrasi program RMNCAH (Reproductive, Maternal, Neonatal & Child & Adolescent Health) dan intervensi terhadap HIV untuk meningkatkan kehidupan yang sehat dan produktif untuk perempuan, anak perempuan, dan remaja," katanya.
Surya mengakui banyak tantangan dalam pelaksanaan strategi global ini seperti kurangnya kesadaran dan kurangnya komitmen nasional, terbatasnya pembiayaan untuk advokasi.
Tapi, dengan komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan nasional serta dukungan dari masyarakat global, kita akan dapat mencapai tujuan kita bersama mewujudkan tiga nol: nol infeksi baru HIV, nol kematian terkait AIDS, dan nol diskriminasi.