Menakar Porsi Makan yang Pas untuk Bayi, Batita dan Balita
Begini menurut para pakar mengenai porsi makan yang pas untuk bayi, batita, dan balita.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak panduan memberi makan bayi dan batita yang bisa Mama peroleh dari buku-buku atau internet.
Disebutkan bahwa pola makan anak berkaitan dengan perkembangan otak dan stabilitas mental, juga risiko obesitas dan kondisi kesehatan lain.
Namun, bagaimana memastikan anak sudah cukup kenyang dan tidak terlalu banyak makan?
Nah, begini menurut para pakar mengenai porsi makan yang pas untuk bayi, batita, dan balita.
Sudah tak mau makan
"Anak-anak tidak perlu diajari seberapa banyak harus makan," tutur Eileen Behan, RD, dalam buku The Baby Food Bible.
"Namun Anda harus mendukung hal ini dengan menunjukkan pada mereka bagaimana mengenali rasa kenyang dan puas, dengan memberi mereka makan ketika lapar dan membiarkan mereka berhenti makan ketika mereka terlihat kenyang."
Makan sedikit tapi sering
Ketika memberi makan bayi, perlu Mama ingat bahwa si kecil akan cepat kenyang tetapi tak lama kemudian akan menunjukkan rasa lapar lagi.
Ini karena kapasitas perut bayi masih kecil, mereka perlu makan sesuai kebutuhan.
Semakin ia tumbuh, anak perlahan akan makan lebih banyak dan memperpanjang jeda waktu makan.
Pada akhirnya, Mama dapat memberinya makan pada jam makan yang sudah teratur.
Meskipun begitu, anak biasanya tidak siap hanya dengan tiga kali makan dan dua kali ngemil sampai usianya setidaknya satu tahun.
Berikan jenis makanan sesuai usianya
Mama perlu memastikan anak diberi makanan yang paling bergizi sesuai tahapan usianya.
Nutrisi diperlukan untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat agar anak sudah cukup kenyang dan tidak menginginkan makanan manis dan junk food.
Misalnya, bayi enam bulan tidak cukup lagi bila hanya diberi ASI, tetapi juga makanan lain seperti bubur buah, biskuit bayi, dan lain sebagainya.