Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ini Aktivitas dan Gaya Hidup Sehari-hari yang Berisiko Picu Neuropati

Jika dibiarkan, gejala neuropati seperti kram, kebas dan kesemutan dapat mengarah pada kelumpuhan seperti saraf yang rusak akan sulit diperbaiki.

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Ini Aktivitas dan Gaya Hidup Sehari-hari yang Berisiko Picu Neuropati
net

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih dari 50 persen masyarakat melakukan aktivitas dan gaya hidup sehari-hari yang berisiko neuropati atau kondisi gangguan dan kerusakan saraf yang ditandai dengan gejala seperti kesemutan, kebas, dan kram.

Misalnya mengetik di gadget dan komputer, mengendarai motor dan mobil dalam waktu lama, duduk lama di posisi yang sama dan memakai sepatu hak tinggi.

Neuropati mempengaruhi kualitas hidup, seperti penurunan kekuatan motorik, penurunan sensasi rasa sehingga mudah terluka, impotensi, depresi, penurunan berat badan, luka dan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

dr  Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat yang juga konsultan neurologis dari Departement Neurologi FKUI/RSCM mengatakan, neuropati memberikan beragam ketidaknyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.

Jika dibiarkan, gejala neuropati seperti kram, kebas dan kesemutan dapat mengarah pada kelumpuhan seperti saraf yang rusak akan sulit diperbaiki.

"Padahal neuropati dapat dicegah sejakdini. Selain mempraktekkan Neuromove secara teratur, istirahat yang cukup juga penting untuk regenerasi sel saraf dan konsumsi vitamin neurotropik yang terdiridari vitamin B1, B6, dan B12 akan membantu memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik,” katanya saat peluncuran kampanye PERDOSSI dan Merck Kampanye Lawan Neuropaty di Jakarta, Rabu (26/4/2016).

Riset mengenai efikasi penggunaan Vitamin B1, B6 dan B12 pada 310 pasien dengan neuropati perifer diabetik menunjukkan adanya perubahan positif berupa berkurangnya nyeri pada 271 pasien.

Berita Rekomendasi

Pada penderita diabetes, angka prevalensi neuropati meningkat menjadi 50% atau 1 dari 2 penderita. Neuropati juga dapat menyerang mereka yang mengalami defisiensi vitamin B1, B6, dan B12.

Anie Rachmayani, Head of Marketing Consumer Health, PT Merck Tbk mengatakan, sebagai bagian dari Kampanye Lawan Neuropati, kami akan melakukan berbagai kegiatan seperti meneruskan Neuropathy Check Point di lebih banyak kota.

"Juga sosialisasi NeuroMove ke klub senam dan masyarakat awam serta instansi pemerintahan, edukasi melalui media sosial, dan pelatihan suster dalam melakukan pemeriksaan kesehatan saraf," katanya.

Puncak dari Kampanye Lawan Neuropati ini akan dilakukan pada Pekan Neuropati 15 Mei 2016 di Ancol yakni pemeriksakan kesehatan saraf secara gratis dan melakukan Neuromove bersama10.000 warga DKI Jakarta.

"Kami juga akan memecahkan rekor MURI untuk Peserta Pemeriksaan Kesehatan Saraf Terbanyak, Peserta Senam Neuromove Terbanyak dan Penggunaan Tagar #LawanNeuropati terbanyak,” katanya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas