Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Survei Membuktikan, 90 Persen Kru Penerbangan Alami Kesulitan Tidur

Lembaga ini menyatakan, orang dewasa berusia antara 25-64 tahun memiliki durasi tidur antara tujuh sampai sembilan jam.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Survei Membuktikan, 90 Persen Kru Penerbangan Alami Kesulitan Tidur
Business Today

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sepertiga kru pesawat yang diwawancarai untuk sebuah penelitian mengakui mengonsumsi pil tidur setidaknya sekali seminggu.

Sebanyak 90 persen melaporkan mengalami kesulitan tidur dan mengatakan mereka kerap terbangun pada malam hari.

Seorang pakar mengatakan, temuan hasil penelitian ini telah menimbulkan keprihatinan karena penggunaan obat tidur dapat mengganggu kinerja.

Sementara keadaan  jetlag dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi dan nafsu makan.

Penelitian ini juga menemukan bahwa waktu tidur kru pesawat hanya berlangsung selama 6,72 jam, kurang dari jumlah yang direkomendasikan oleh National Sleep Foundation. 

Lembaga ini menyatakan, orang dewasa berusia antara 25-64 tahun memiliki durasi tidur antara tujuh sampai sembilan jam.

Dr. Neil Stanley, seorang pakar yang meneliti pola tidur mengatakan, 80 persen dari responden telah melakukan setidaknya satu penerbangan Trans Atlantik pada periode survei.

Berita Rekomendasi

Maka tidak mengherankan  mereka akan mengalami beberapa jetlag dan gangguan tidur.

Para responden penelitian rata-rata telah menyeberangi 18 zona waktu (lebih dari dua penerbangan Trans Atlantik).

“Banyak obat-obatan dan produk OTC yang digunakan untuk insomnia dan jet lag justru dapat menyebabkan kantuk di siang hari dan mengakibatkan kinerja siang hari terganggu." Kata Dr Neil Kline, Direktur American Sleep Association, seperti dilansir The Huffington Post.

Masalah jangka pendek dari jet lag yaitu kelelahan, kehilangan konsentrasi, mudah marah dan kehilangan nafsu makan. 

Yang lebih mengkhawatirkan, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet pada 2007 menemukan bahwa gangguan ritme tidur  dapat menyebabkan penurunan kognitif, gangguan psikotik, suasana hati dan penyakit jantung hingga kanker.

Sumber: Daily Mail

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas