Hormon Cinta Berikan Efek Positif Pada Anak Autisme
Ternyata, hormon oksitosin juga bermanfaat bagi anak penyandang autisme.Bagaimana prosesnya?
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Ternyata, hormon oksitosin juga bermanfaat bagi anak penyandang autisme.
Menurut peneliti di Amerika Serikat, anak-anak penyandang spektrum autisme akan mampu menghadapi situasi sosial dengan hormon yang dapat meningkatkan respons otak terhadap ekspresi manusia.
Inilah kekurangan yang biasa terjadi pada anak yang mengalami gangguan autisme.
Sejatinya hormon oksitosin yang dikenal dengan nama hormon cinta atau kasih sayang bertanggung jawab dalam membangun ikatan antara bayi dan Ibu.
Nah, scan otak dalam penelitian terbaru menunjukkan, hormon ini juga memiliki efek positif bagi pasien autisme.
Hormon oksitosin ini bisa disemprotkan melalui hidung anak. Semprot hidung oksitosin dapat membantu pasien autisme dalam meningkatkan motivasi sosial.
Hasil penelitian para ahli dari Yale School of Medicine ditulis dalam artikel "Oxytocin Enhances Brain Function in Children with Autism" yang dimuat di jurnal Prosiding National Academy of Sciences.
"Ini adalah studi pertama yang mengevaluasi dampak dari oksitosin pada fungsi otak anak-anak dengan spektrum autisme," kata Ilanit Gordon, peneliti utama Yale Child Study Center dalam sebuah pernyataan pers.
Melalui scan MRI, anak-anak yang menjadi sasaran penelitian menunjukkan gambaran otak saat sedang melihat orang dengan berbagai ekspresi wajah atau melihat foto-foto berbagai macam kendaraan.
"Kami menemukan, pusat-pusat otak yang berhubungan dengan reward dan emosi merespons lebih baik selama berlangsungnya interaksi sosial berkat oksitosin yang diberikan kepada mereka, bukan plasebo. Tingkat oksitosin yang minim di otak bertanggung jawab atas defisit sosial yang terlihat pada anak autisme. Hasil penemuan kami sangat penting mengingat perawatan terhadap disfungsi sosial pada anak dengan gangguan spektrum autisme sangatlah mendesak," ungkap Ilanit Gordon.
Oksitosin adalah zat kimia yang secara alami diproduksi oleh tubuh manusia.
Zat kimia di otak tersebut memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan dan ikatan cinta antara manusia.
Berdasarkan statistik dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), 1 dari 88 anak di Amerika Serikat telah didiagnosis memiliki gangguan spektrum autisme.
Angka ini muncul tanpa tanpa melihat asal usul ras, suku, atau status sosial ekonomi. Asal tahu saja, mayoritas anak-anak dengan autisme tidak memiliki keterbelakangan intelektual.
(Nakita/techtimes.com)